REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Kemampuan berinovasi menjadi sangat penting dalam mengolah keanekaragaman hayati ini.
Bambang mengatakan, inovasi dalam mengolah keanekaragaman hayati penting karena akan menciptakan berbagai nilai tambah. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya melakukan penelitian, tetapi juga harus mampu melahirkan banyak inovasi."Ke depannya inovasi harus menjadi kata kunci sebagai orientasi kita bersama. Riset tetap menjadi //backbone//-nya namun apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat," kata Bambang, dalam keterangannya, Kamis (24/12).
Dinobatkannya Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia harus bisa menciptakan nilai tambah dari pengolahan keanekaragaman hayati tersebut. "Kita tidak harus mempunyai segalanya untuk mendapatkan value-added paling tinggi namun yang harus kita miliki adalah kemampuan untuk berinovasi," kata dia lagi.
Di dalam kunjungannya ke Universitas Udayana, Bambang mengatakan perguruan tinggi harus mampu mengembangkan penguasaan terhadap teknologi. Sehingga, perguruan tinggi mampu menghadirkan beragam inovasi sebagai solusi dari permasalahan yang ada."Ini menjadi hal yang sangat bagus, perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset namun juga mampu melahirkan inovasi-inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata dia.