Jumat 25 Dec 2020 07:52 WIB

Kuartal III 2020, Sumbar Alami Inflasi 0,16 Persen

Inflasi kuartal III 2020 tertahan lebih oleh deflasi makanan, minuman, dan tembakau.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menata perhiasan emas (ilustrasi). Sumatra Barat mencatatkan inflasi pada kuartal III 2020 salah satunya karena kenaikan harga emas perhiasan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menata perhiasan emas (ilustrasi). Sumatra Barat mencatatkan inflasi pada kuartal III 2020 salah satunya karena kenaikan harga emas perhiasan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pada kuartal III 2020, laju inflasi Sumbar tercatat sebesar 0,16 persen (yoy). Angka itu lebih rendah dibandingkan laju inflasi pada kuartal II 2020 yang sebesar 0,18 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan, laju inflasi Sumbar pada kuartal III 2020 terjaga pada level yang rendah dan stabil di tengah tingginya curah hujan dan pandemi Covid-19. 

Baca Juga

"Laju inflasi pada kuartal III di Sumbar terutama didorong oleh inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,46 persen (yoy)," kata Wahyu, Kamis (24/12).

Inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan peningkatan harga komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas global di tengah pandemi Covid-19

Di sisi lain, lanjut Wahyu, laju inflasi kuartal III 2020 tertahan lebih lanjut oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang sebesar 0,27 persen (yoy). Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada kuartal III 2020 disebabkan oleh penurunan harga komoditas telur ayam ras dan cabai rawit.

Laju inflasi di Sumbar para kuartal IV 2020 diperkirakan akan meningkat dibandingkan realisasi kuartal III 2020. Namun, angka inflasi kuartal IV 2020 diprediksi lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV 2019 yang sebesar 1,67 persen (yoy).

Menurut Wahyu, peningkatan laju inflasi pada kuartal IV 2020 disebabkan meningkatnya permintaan seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat. Serta peningkatan permintaan pada hari raya keagamaan dan Tahun Baru 2021 yang diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga pangan secara umum.

"Untuk keseluruhan 2020, tekanan inflasi Sumbar diperkirakan melambat bila dibandingkan tekanan inflasi pada 2019. "Permintaan yang rendah sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19 kami prediksi akan mendorong perlambatan inflasi 2020," ujar Wahyu

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement