Jumat 25 Dec 2020 08:37 WIB

Indonesia-Turki Punya Potensi Besar Pengaruhi Dunia Islam

Indonesia dan Turki dapat memainkan peran utama dalam diplomasi Islam global

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Presiden Jokowi dan Presiden Erdogan
Foto: Anadolu
Presiden Jokowi dan Presiden Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli hubungan internasional menyampaikan Indonesia dan Turki dapat memainkan peran utama dalam diplomasi Islam global baik secara politik maupun ekonomi.

Agung Nurwijoyo, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, menyampaikan Indonesia dan Turki adalah dua negara yang sangat strategis.

Menurut Agung, keduanya adalah negara mayoritas muslim dan mengadopsi sistem demokrasi.

“Utilisasi atas identitas itu menjadi poin penting dalam konteks membawa aspirasi dunia Islam dalam memerangi sikap Islamophobia dan Palestina,” ujar Agung kepada Anadolu Agency pada Selasa.

Agung meyakini Turki dan Indonesia dapat berdiplomasi secara baik dalam kontestasi kekuatan global.

Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Joko Widodo juga masuk dalam 20 tokoh Islam berpengaruh dunia.

“Artinya, dunia pun melihat kiprah [Indonesia dan Turki],” kata peraih Master Middle Eastern and African Studies Gazi University ini.

Potensi ekonomi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri berencana melakukan kunjungan ke Indonesia pada 2021.

Dalam kunjungan Erdogan nanti, Indonesia dan Turki bakal menjajaki pembentukan High-Level Strategic Council (Dewan Strategis Tingkat Tinggi).

Dewan tersebut akan menjadi forum bagi para pemimpin kedua negara membahas secara reguler berbagai isu strategis bilateral, regional, dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama.

Indonesia dan Turki juga sepakat melanjutkan perundingan Indonesia – Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT–CEPA) dan menargetkan selesai pada 2021.

 

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement