Jumat 25 Dec 2020 12:00 WIB

Tes Usap Massal Buruh Bekasi Dilanjutkan Tahun Depan

Gugus Tugas Bekasi juga tengah menyiapkan penambahan sarana isolasi terpusat.

Sejumlah karyawan pabrik antre untuk mengikuti tes usap (swab) di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, tes usap yang diikuti oleh dua ribu karyawan pabrik tersebut untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 di kawasan Industri.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah karyawan pabrik antre untuk mengikuti tes usap (swab) di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, tes usap yang diikuti oleh dua ribu karyawan pabrik tersebut untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 di kawasan Industri.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Tes usap massal terhadap buruh kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ditunda sementara dan rencananya akan kembali dilanjutkan pada awal tahun 2021 mendatang.

Komandan Distrik Militer 0509 Kabupaten Bekasi Letnan Kolonel Kavaleri Tofan Tri Anggoro mengatakan penundaan pelaksanaan tes usap massal berkaitan dengan perubahan skema pemetaan kluster industri yang kini terfokus pada transmisi lokal setiap perusahaan.

"Jadi tidak sekedar tes usap massal. Targetnya pun tidak lagi 12 ribu pekerja tapi tidak terbatas dengan menyasar transmisi lokal di setiap perusahaan. Rencananya akan mulai dilakukan awal tahun depan setelah kita lakukan evaluasi," kata Tofan.

Tofan yang juga koordinator pelaksanaan tes usap massal di Kabupaten Bekasi itu mengaku program Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini semula menargetkan 12 ribu pekerja kawasan industri.

Tes tersebut, kata dia, ditargetkan selesai dalam 12 hari dengan 1.000 tes per hari hanya saja hingga kini baru terealisasi sebanyak 1.200 pekerja.

Penundaan tes usap massal juga disebabkan fokus gugus tugas pada sejumlah agenda akhir tahun, mulai pemilihan kepala desa serentak hingga antisipasi ledakan kasus saat libur panjang akhir tahun.

Selain itu keterbatasan sarana juga menjadi faktor tertundanya pelaksanaan tes usap massal karyawan pabrik. Menurut catatan pihaknya, sedikitnya 1,7 juta jiwa merupakan pekerja sektor industri di wilayahnya.

"Jika dipaksakan sehari 1.000 tes akan memakan waktu cukup lama. Untuk itu skema tes usap massal selanjutnya akan terfokus kepada perusahaan yang menimbulkan transmisi penyebaran Covid-19," katanya.

Apabila ditemukan penyebaran kasus di suatu perusahaan setelah dilakukan tes usap massal maka tes selanjutnya akan difokuskan di perusahaan tersebut.

"Kami juga akan terapkan skema purposive sampling, jadi tes per perusahaan, per line, per sif, sehingga akan ketahuan jika ada transmisi lokal fokus di salah satu perusahaan. Tapi bukan hanya di industri melainkan di kelompok masyarakat juga," ungkapnya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi kini juga tengah menyiapkan penambahan sarana isolasi terpusat untuk mengantisipasi ledakan kasus setelah tes usap massal skema baru ini digelar.

"Setidaknya dibutuhkan empat hotel baru untuk menambah kapasitas ruang isolasi pasien. Dua hotel khusus untuk tenaga kesehatan serta dua hotel lainnya untuk pasien. Sudah kami ajukan ke BNPB," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement