REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pemimpin Tentara Nasional Libya atau Libyan National Army (LNA) Jenderal Khalifa Haftar mengancam akan menggunakan kekuatan terhadap pasukan Turki. Hal itu bakal dilakukan milisinya jika Ankara tidak menghentikan dukungan kepada pemerintah Libya yang diakui PBB, Government of National Accord (GNA) di Tripoli.
Komentar panglima perang Haftar muncul sebagai tanggapan atas keputusan Parlemen Turki memperpanjang selama 18 bulan undang-undang soal penempatan pasukan Turki ke Libya. Seperti diketahui, bantuan militer Turki kepada pemerintah sah yang berbasis di Tripoli, termasuk penasihat, peralatan, dan intelijen, membantu menghentikan serangan Haftar selama setahun di ibu kota.
"Tidak akan ada keamanan atau perdamaian selama militer Turki menodai tanah kami yang bersih," kata Haftar seperti dikutip laman Daily Sabah, Jumat (25/12).
Komentarnya dibuat di Benghazi pada peringatan 69 tahun hari kemerdekaan Libya. "Kami akan membawa senjata mewujudkan perdamaian dengan tangan kita sendiri dan keinginan bebas kita," ujar Haftar.