Jumat 25 Dec 2020 19:31 WIB

Viral, Muslim Kanada Bagikan Pengalaman Ikut Rayakan Natal

Muslim Kanada membagikan pengalaman dan hasil pengamatan ketika rayakan natal

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Seorang Muslim Kanada menjadi viral di media sosial setelah belajar bagaimana merayakan Natal untuk pertama kalinya.
Foto: Twitter
Seorang Muslim Kanada menjadi viral di media sosial setelah belajar bagaimana merayakan Natal untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang Muslim Kanada menjadi viral di media sosial setelah belajar bagaimana merayakan Natal untuk pertama kalinya. Mohammad Hussain tidak dapat merayakan Ramadhan bersama keluarga Muslimnya tahun ini karena pandemi. Sebaliknya, dia mengunggah cuitan tentang pengalaman Natal pertamanya. Sontak, warganet memberikan respon sampai akhirnya viral.

Hussain menghabiskan liburan bersama teman sekamarnya dan melakukan delapan observasi menjelang liburan yang diunggahnya menjadi sebuah utas di akun pribadinya, @MohammadHussain. Hampir 350 ribu warganet menyukai cuitan pertamanya. Saking viralnya, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menanggapi utasnya.

Berikut pengamatan Hussain, dikutip dari utasnya.

Pengamatan 1: Natal adalah pekerjaan paruh waktu yang Anda miliki dari pertengahan November hingga akhir Desember. Dari luar melihat ke dalam, Natal selalu tampak sangat sederhana. Saya selalu berpikir Anda memasang pohon dan kemudian memberi hadiah untuk keluarga. Ini bohong.

Pengamatan 2: Orang-orang memiliki perasaan yang sangat kuat tentang tradisi Natal mereka. Jika seseorang punya tradisi memakan makanan tertentu di pagi natal, Anda harus memakannya. Itu adalah tradisi keluarga mereka. Jangan sarankan alternatif makanan lain.

Pengamatan 3 : Anda dapat membeli hadiah untuk diri Anda sendiri tetapi Anda tidak dapat mengisi kaus kaki Natal Anda sendiri. Saya tidak mengerti yang ini, tetapi saya memberi tahu teman sekamar saya bahwa saya membeli barang untuk kaus kaki saya dan mereka mengatakan bukan seperti itu caranya. Saya tidak peduli. Saya membeli chapstick mint dan saya akan pura-pura terkejut.

Pengamatan 4 : Anggaran hadiah Anda tidak penting. Anda dapat menetapkan anggaran ini setinggi yang Anda inginkan tetapi hadiah yang sempurna akan selalu tidak terlalu mahal atau lebih dari 10 dolar Amerika. Tidak ada kemenangan dari memberi hadiah ini. Menyerah saja.

Pengamatan 5 : Ada dua arus ornamen Natal. Para “pengisi” dan “penjaga”. Pengisi adalah yang umum. Penjaga dimaksudkan untuk menjadi lebih spesial dan unik. Arus kedua ini disimpan di peti keluarga Anda agar suatu hari dapat diwariskan kepada anak-anak.

Pengamatan 6 : Hiasan natal itu mahal. Harganya bisa mencapai 15,99 dolar Amerika. Itu lebih dari tiga roti bagel. Saya sangat marah atas harga tersebut. Saya akan bersikeras bahwa hiasan natal harus diwariskan kepada cicit saya. Jika mereka merusak atau menghilangkannya, saya akan menghantui mereka.

Pengamatan 7 : Aspek religius Natal adalah opsional. Saya sangat suka yang ini. Jika saya menyarankan Ramadhan sekuler kepada ibu saya, dia akan mengalami serangan jantung. Namun saya akan berusaha membuat keluarga saya melakukan Secret Santa untuk Idul Fitri.

Pengamatan 8 : Anda membutuhkan "menu". Ya ... untuk yang ini saya kalah. Saat natal tahun lalu, keluarga saya memesan Popeyes dan menonton film. Teman sekamar saya memiliki banyak menu dan dilengkapi dengan anggur dan makanan penutup yang direncanakan.

"Saya senang cerita ini didengar oleh begitu banyak orang dan mudah-mudahan membawa senyuman kepada semua orang di tahun yang sangat membutuhkan lebih banyak senyuman," kata Hussain dalam sebuah pernyataan, dilansir 5News, Jumat (25/12).

Melalui ini pula, Hussain juga mendorong orang-orang untuk menyumbang. Hussain meminta orang-orang untuk mempertimbangkan menyumbang kepada Tentara Keselamatan Komunitas Milton Khi dan Bank Makanan Halal Milton dari kota asalnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement