REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Asrori S. Karni mengingatkan, para aktivis mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Khususnya, tentang problem sosial yang akan merusak tunas muda potensial, seperti korupsi, narkoba, asusila, dan terorisme.
"Aktivis Mahasiswa PTKI agar tidak tergoda korupsi, terjebak narkoba, skandal asusila, doktrin teror atas nama agama karena akan merusak tunas muda potensial potensial," kata Asrori saat membekali mahasiswa peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (Diklatpimnas) secara daring, yang dikutip di website Kementerian Agama, Sabtu (26/12).
Aktivis mahasiswa ’98 ini berpesan agar mahasiswa memperkuat kompetensi, reputasi, dan nilai tambah diri. Selain itu, aktivis juga harus menjaga integritas, karakter (team work, sharing), ekspos diri secara tepat (medsos, komunitas, media pers), dan intensitas interaksi dengan orang lain, kata Asrori.
"Saya optimis, potensi leadership dan proses penyiapan kepemimpinan di kalangan mahasiswa saat ini jauh lebih menjanjikan. Karena ekosistem daya dukungnya jauh lebih memadai," harap mantan Ketua Formasi Nasional itu.
Menurutnya, setiap orang mempunyai kapasitas kepemimpinan yang akan menentukan wajah organisasi yang dipimpinnya. “Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah kemampuan membangun jejaring kerjasama,” katanya.
Seorang pemimpin harus mempunyai karakter baik dan unggul seperti leadership, manajerial, kerja tim, passion, kreatif, kritis, kolaboratif, komunikatif dan aman, ujar Dosen UNUSIA Jakarta ini. Asrori mengatakan, kemudahan komunikasi digital menjadi modal penting dalam membangun networking, dan hanya perlu perkuat kompetensi dan karakter.
Asrori menganggap, di era medsos, membuka jaringan (perkenalan) mudah dilakukan. Yang lebih penting adalah menjaga kesinambungan, kepercayaan dan menciptakan mutualisme dalam jejaring organisasi.
“Itu modal penting untuk kelangsungan merawat networking, meng-upgrade leadership, demi kaderisasi kepemimpinan transformatif di kalangan mahasiswa," ujarnya.