REPUBLIKA.CO.ID --- Israel berharap memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Banyak keuntungan dari Israel jika Indonesia bersedia menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel.
Keuntungan terbesar tentu dari sisi politik kawasan di mana Israel akan mendapat pengakuan penting dari negeri dengan mayoritas Muslim.
Tapi, jalan Israel jelas tidak mudah. Benteng perlawanan dan penolakan atas normalisasi ini terlalu kuat dan banyak di Indonesia.
Ada Muhammadiyah. Secara tegas, Muhammadiyah mendukung Palestina merdeka dan ibu kota Yerusalem untuk Palestina.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad berharap Indonesia tidak terayu dengan iming-iming investasi miliaran dolar dari Amerika Serikat (AS) dengan syarat normalisasi hubungan dengan Israel. Sebab, kata dia, Indonesia harus tetap berpegang teguh dengan konstitusi.
"Jangan sampai dikorbankan. Berapa triliun? Tidak besar juga. Jangan sampai terimingi, ini menyangkut konstitusi. Jadi saya setuju dengan apa yang dideklarasikan oleh MUI untuk tetap kita berpegang teguh pada konstitusi," kata Dadang, Jumat (25/12).
Dia mendukung penuh sejumlah rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terutang dalam Tausiyah Akhir Tahun MUI 2020.
Terlebih poin pertama berkaitan dengan sikap Indonesia terhadap isu normalisasi hubungan dengan Israel.
BACA JUGA: Maaf Benjamin & Israel, Indonesia Masih Cinta Palestina (1)