REPUBLIKA.CO.ID, NASHVILLE -- Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mengatakan kemungkinan ledakan di Nashville yang terjadi di Hari Natal Jumat (25/12) lalu adalah bom bunuh diri. Ahad (27/12) BBC melaporkan penyidik melakukan tes DNA pada jasad yang ditemukan di lokasi kejadian.
Pada Sabtu (26/12) kemarin pihak berwenang menggeledah sebuah rumah di Antioch, pinggir kota Nashville. Rumah tersebut milik orang yang diduga terlibat ledakan yang melukai tiga orang dan mengganggu sistem komunikasi di Tennessee dan empat negara bagian lainnya.
BBC melaporkan belum diketahui motif dibalik ledakan tersebut. Pihak berwenang juga belum menyebutkan siapa dalang ledakan. Sementara di pengusaha dan televisi menawarkan hadiah sebesar 300 ribu dolar AS bagi mereka yang berhasil menangkap orang yang bertanggung jawab atas ledakan ini.
CNN mengutip dua sumber pihak berwenang yang mengatakan penyidik mulai yakin ledakan ini adalah bom bunuh diri. CNN juga mengutip seorang pejabat FBI yang mengatakan agen-agennya tidak mencari tersangka lain usai menemukan jasad di lokasi kejadian.
Sementara stasiun televisi CBS mengatakan teori yang berkembang saat ini pelaku mungkin tewas dalam ledakan tersebut. Newsweek melaporkan penyidik mencari ibu tersangka untuk melakukan tes DNA.
Agen Khusus FBI Douglas Korneski mengatakan pihaknya menerima 500 petunjuk yang kemungkinan berkaitan dengan ledakan. Setelah mengunjungi lokasi kejadian Gubernur Tennessee Bill Lee mengatakan 'ajaib' tidak ada yang terbunuh dari ledakan itu.
Ia mengatakan sudah meminta Presiden AS Donald Trump bantuan darurat pemerintah federal untuk membantu negara bagiannya mengatasi masalah ini. Ledakan terjadi saat petugas polisi menerima laporan penembakan pada 25 Desember lalu di daerah yang dikenal dengan restoran dan kehidupan malamnya.