Ahad 27 Dec 2020 13:03 WIB

Cara Mudah Kurangi Ketegangan Mata Akibat Gawai

Di seluruh dunia telah terjadi peningkatan kasus miopia.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga menjadi gejala Covid-19 (Foto: ilustrasi mata merah)
Foto: Pxfuel
Belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga menjadi gejala Covid-19 (Foto: ilustrasi mata merah)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Mata adalah salah satu organ paling luar biasa sekaligus paling rapuh di tubuh. Sepanjang tahun ini, mata berada dalam tekanan lebih parah dibandingkan biasanya.

Presiden All India Ophthalmological Society, dr Mahipal Sachdeva, menjelaskan mata dirancang untuk penglihatan jarak jauh. "Harus melihat layar komputer dari jarak dekat untuk waktu yang lama dan tetap berada di dalam ruangan, secara alami cenderung berdampak negatif," kata dia dilansir di Hindustan Times, Ahad (27/12).

Jika layar gawai lebih terang dari lingkungan, mata Anda harus bekerja lebih keras untuk melihat. Direktur pendidikan pasien di American Academy of Ophthalmology, Kierstan Boyd pernah menulis hal itu dalam laporan berjudul “Computers, Digital Devices, and Eye Strain" yang dirilis pada Maret lalu. Dalam kondisi aktivitas terbatas di luar ruangan dan rekreasi tanpa layar yang lebih rendah, orang dewasa dan anak-anak melaporkan insiden mata kering lebih tinggi yang disebabkan ketegangan berlebihan itu.

Sekarang merupakan tahun yang sulit bagi mata anak-anak. Pada usia muda yang masih berkembang, anak-anak justru mendapati dirinya terpapar sinar biru lewat pembelajaran daring selama berjam-jam. Tidak dapat menghabiskan waktu luang di luar ruangan, membuat mereka lebih sering menatap layar gawai.

"Di seluruh dunia telah terjadi peningkatan kasus miopia," ujar Sachdeva.

Kondisi lain yang harus diperhatikan adalah sindrom penglihatan komputer atau CVS. Sachdeva mengatakan jika seseorang mengalami lebih sering sakit kepala atau mata gatal, kemungkinan penyebabnya adalah ketegangan yang berlebihan pada mata, akibat terlalu lama melihat layar.

"Semakin kecil dan cerah layarnya, semakin membebani mata," kata Sachdeva.

Dia menjelaskan orang memiliki kecepatan berkedip sekitar 20 kali per menit. Saat membaca dari layar, Anda berkonsentrasi pada layar yang otomatis mengurangi tingkat kedipan hingga setengahnya. Kondisi itu mengurangi pelumasan air mata yang diberikan kedipan ke lapisan luar.

Saat Anda membaca baris demi baris, mata terus bergerak yang menyebabkan ketegangan lebih lanjut. Meskipun membaca hard copy mengurangi tingkat kedipan ke tingkat yang hampir sama, perbedaannya adalah jumlah kedipan rapat.

Saat membaca di layar yang terang benderang, bahkan kedipan yang terjadi hanya sebagian. Kelopak mata atas tidak bertemu dengan kelopak mata bawah dan karenanya tidak membentuk lapisan air mata terus menerus di atas permukaan mata. Studi menunjukkan bahwa ada lebih banyak kedipan yang tidak lengkap selama waktu layar daripada saat membaca permukaan yang lebih kusam seperti kertas.

Untuk membantu mata mengatasi ketegangan lebih baik, jaga perangkat Anda setidaknya 25 inci (63,5 sentimeter) dari wajah, posisikan layar sedemikian rupa sehingga pandangan mengarah ke bawah daripada lurus. Kondisi itu membantu mengurangi ketegangan pada otot mata.

Posisi itu juga membantu aturan 20-20-20, yakni mengistirahatkan mata selama 20 detik setiap 20 menit dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki. Jika Anda tidak dapat mengatur waktu istirahat setiap 20 menit, cobalah satu istirahat setiap setengah jam atau setidaknya setiap jam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement