Senin 28 Dec 2020 05:00 WIB

Uni Eropa Vaksinasi Gelombang Pertama Secara Serempak

Setiap negara UE memutuskan sendiri siapa yang akan mendapatkan suntikan pertama

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Para dokter, perawat, dan orang tua di seluruh Uni Eropa (UE) menerima dosis pertama vaksin virus corona pada Ahad (27/12). Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Para dokter, perawat, dan orang tua di seluruh Uni Eropa (UE) menerima dosis pertama vaksin virus corona pada Ahad (27/12). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Para dokter, perawat, dan orang tua di seluruh Uni Eropa (UE) menerima dosis pertama vaksin virus corona pada Ahad (27/12). Wilayah ini kembali menghadapi gelombang penyebaran virus yang mengkhawatirkan setelah ditemukan varian baru virus corona di Inggris dan menyebar ke negara lainnya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, merilis video sehari sebelum suntikan serempak untuk merayakan peluncuran vaksin. Dia menyebutnya sebagai momen persatuan yang menyentuh.

Baca Juga

Setiap negara UE memutuskan sendiri siapa yang akan mendapatkan suntikan pertama. Sebagian besar bersumpah untuk mengutamakan pekerja perawatan kesehatan dan penghuni panti jompo.

Meskipun Jerman, Hongaria, dan Slovakia melakukan lebih awal, penyuntikan terkoordinasi baru dilakukan Ahad oleh 27 negara dan hampir 450 juta orang. Langkah ini bertujuan untuk memproyeksikan pesan serempak bahwa vaksin itu aman dan merupakan peluang terbaik Eropa untuk keluar dari pandemi dan kehancuran ekonomi.

Untuk petugas kesehatan yang telah memerangi virus hanya dengan masker dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi, vaksin tersebut mewakili kelegaan emosional. “Hari ini saya di sini sebagai warga negara, tetapi yang terpenting sebagai perawat, untuk mewakili kategori saya dan semua petugas kesehatan yang memilih untuk percaya pada sains,” kata perawat, Claudia Alivernini.

Alivernini menjadi yang pertama dari lima dokter dan perawat di rumah sakit penyakit menular Spallanzani di Roma yang menerima vaksin. Tempat ini menjadi yang pertama menerima vaksin karena pasangan China yang berkunjung dari Wuhan dinyatakan positif pada Januari dan menjadi kasus pertama yang dikonfirmasi di Italia.

Dalam beberapa pekan, Lombardy utara kemudian menjadi pusat penyebaran di Eropa. Bahkan, wilayah ini masih menyumbang sekitar sepertiga dari korban meninggal di Italia, dengan jumlah terkonfirmasi hampir 72 ribu jiwa dan terburuk di benua itu.

“Hari ini adalah hari yang indah dan simbolis. Semua warga Eropa bersama-sama mulai mendapatkan vaksinasi mereka, sinar pertama setelah malam yang panjang,” kata Arcuri meski memperingatkan kalau harus hati-hati sebab pandemi belum berakhir.

Vaksin, yang dikembangkan oleh BioNTech Jerman dan pembuat obat Amerika Serikat Pfizer, mulai tiba dalam wadah super dingin di rumah sakit UE dari sebuah pabrik di Belgia pada Jumat (25/12). Setiap negara hanya mendapatkan kurang dari 10.000 pada gelombang pertama dengan pengiriman lebih besar pada Januari saat stok lebih banyak tersedia.

Sedangkan di Spanyol, Araceli Hidalgo yang berusia 96 tahun dan seorang pengasuh adalah orang pertama yang menerima vaksin. Mereka adalah penghuni panti jompo Los Olmos di kota Guadalajara, Spanyol, timur laut Madrid.

Seperti Italia, Spanyol telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di Eropa. Di Spanyol, panti jompo merupakan sumber utama infeksi. “Mari kita lihat apakah kita semua bisa bersikap dan menghilangkan virus ini,” kata Hidalgo setelah menerima suntikannya.

Rumah Los Olmos menderita dua kematian karena Covid-19 yang dikonfirmasi. Sedangkan 11 kematian lainnya di antara penghuni dengan gejala yang tidak pernah diuji selama bulan-bulan awal yang kacau.

Republik Ceko terhindar dari pandemi terburuk di musim semi, kemudian  sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh di musim gugur. Di Praha, Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis, menerima suntikan pertama vaksin pada Ahad pagi.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Babis dengan veteran Perang Dunia II, Emilie Repikova, yang juga menerima suntikan vaksin virus korona.

Secara keseluruhan, 27 negara UE telah mencatat setidaknya 16 juta infeksi virus corona dan lebih dari 336 ribu kematian. Jumlah besar ini  menurut para ahli masih belum jumlah sebenarnya dari pandemi karena kasus yang terlewat dan pengujian terbatas.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement