Ahad 27 Dec 2020 21:48 WIB

Ridwan Kamil Ingatkan Tiga Larangan Tahun Baru

Hindari kerumunan, keramaian, dan pergerakan orang pada kegiatan tahun baru.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melarang seluruh warga merayakan tahun baru 2021 dengan melakukan acara-acara yang mengundang banyak orang. Ia pun mengingatkan tiga hal yang perlu dihindari oleh semua stakeholders dalam kegiatan tahun baru, yakni kerumunan, keramaian, dan pergerakan orang. 

Sebab dalam situasi tersebut, besar kemungkinan droplets terbang ke udara dari aktivitas bersin atau batuk, ngobrol lebih dari 15 menit, karaoke atau pidato, dan aktivitas meniup terompet. “Kita kurangi kerumunan, kita kurangi kegiatan yang mengundang keramaian dan pergerakan orang,” kata Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Ahad (27/12). 

Baca Juga

Seperti diketahui pada 18 Desember 2020, gubernur mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 202/KPG.03.05/HUKHAM tentang Pelarangan Perayaan Tahun Baru 2021 dan Pencegahan Kerumunan Massa yang ditujukan kepada seluruh bupati/wali kota se-Provinsi Jabar. 

Larangan ini dilakukan untuk menghindari lonjakan kasus positif Covid-19 sebagai dampak libur panjang akhir tahun. Aturan yang sama juga harus dilakukan oleh bupati/wali kota, terutama daerah yang memiliki banyak destinasi wisata yang berpotensi dikunjungi banyak orang.  

Berdasarkan pengalaman tiga kali libur panjang sebelumnya, Emil mengatakan, tren angka positif Covid-19 meningkat. Tren meningkat pascalibur panjang membuat upaya perimbangan pemerintah antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi seolah sia-sia.

“Saya mengimbau kepada seluruh warga Jabar dalam menyambut tahun baru 2021 untuk tidak melaksanakan kegiatan yang bersifat keramaian dalam acara–acaranya,” ujar dia.

Emil mengingatkan, pandemi Covid-19 masih belum selesai dan belum ada yang tahu kapan persisnya wabah akan berakhir. “Imbauan ini semata-mata karena pandemi covid belum selesai,” katanya. 

Pada saat pandemi meledak Maret 2020, para pakar dunia memprediksi pendemi akan berlangsung selama tiga tahun. Namun seiring kemunculan banyak vaksin termasuk di Indonesia, harapan pandemi dapat berakhir lebih cepat. 

Kendati demikian, cakupan vaksin setiap negara berbeda tergantung kemampuan ekonomi. Di tengah resesi seperti sekarang, kembali muncul kekhawatiran pandemi di negara-negara berkembang dan miskin dapat berlangsung lebih lama, bahkan kembali ke skenario awal. 

Namun, Emil tetap yakin pandemi di Indonesia termasuk Jabar dapat dikendalikan. Apalagi, uji coba vaksin Sinovac Bio Farma tahap 3 sedang dilakukan di Kota Bandung dengan hasil menggembirakan.  

Karena itu, Emil minta setiap warga memiliki sikap optimistis dan positif menghadapi tahun 2021. “Mudah- mudahan imbauan saya ini tidak mengurangi semangat menyambut 2021 yang lebih optimistis, lebih baik, dan insyallah terbebas dari pandemi Covid-19,” katanya. 

Hal yang perlu dilakukan adalah setiap warga menyusun resolusi bagaimana menghadapi pandemi di 2021, yakni lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun. Selain itu, masyarakat didorong lebih kreatif mencari peluang-peluang bisnis baru untuk bangkit secara ekonomi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement