Senin 28 Dec 2020 01:20 WIB

Republik Afrika Tengah Gelar Pemilu di Bawah Ancaman

Pemilu di Republik Afrika Tengah berlangsung dengan nuansa kekerasan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto: EPA/Legnan Koula
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI - Rakyat Republik Afrika Tengah pergi ke tempat pemungutan suara, Ahad, pada pemilihan presiden dan legislatif yang berlangsung dengan nuansa kekerasan ketika pemerintah mencoba untuk menahan gerakan pemberontak.

Milisi yang memusuhi Presiden Faustin-Archange Touadera, yang sedang berupaya mendapatkan masa jabatan kedua, telah meningkatkan serangan sejak mahkamah konstitusi menolak beberapa pencalonan, termasuk mantan Presiden Francois Bozize, awal Desember.

Baca Juga

Krisis telah membuat banyak orang di negara berpenduduk 4,7 juta yang kaya akan sumber berlian dan emas itu kelelahan. Krisis juga menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan kembali ke masa kekerasan terburuk pada masa lalu, yang mencakup lima kudeta dan banyak pemberontakan sejak kemerdekaan dari Prancis pada 1960.

"Selama tiga hari terakhir, saya menjaga anak-anak saya dekat dengan saya," kata Israel Malongou, seorang pengusaha di Ibu Kota Bangui. "Saya ingin pemilu berakhir, siapa pun yang menang, sehingga kita bisa kembali ke kehidupan kita," imbuhnya.