Senin 28 Dec 2020 04:17 WIB

Pengungsi Rohingya Kembali Dikirim ke Pulau Terpencil

Sebelumnya Bangladesh telah merelokasi lebih dari 1.600 pengungsi awal bulan ini

Rep: Imas Damayanti/Antara/ Red: Christiyaningsih
Pengungsi Rohingya berbelanja bahan makanan di pasar Kutupalong Rohingya di kamp Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.
Foto: AP
Pengungsi Rohingya berbelanja bahan makanan di pasar Kutupalong Rohingya di kamp Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA – Pemerintah Bangladesh akan memindahkan gelombang kedua pengungsi Rohingya dari Myanmar ke pulau terpencil Bhasan Char, di Teluk Benggala, bulan ini. Rencana ini akan direalisasikan meskipun ada seruan oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) untuk tidak melakukan relokasi lebih lanjut.

Dilansir Reuters pada Ahad (27/12), sekitar 1.000 pengungsi Rohingya yang merupakan Muslim dan anggota minoritas yang melarikan diri dari Myanmar akan dipindahkan ke pulau itu dalam beberapa hari ke depan. Hal ini akan dilakukan setelah sebelumnya Bangladesh telah merelokasi lebih dari 1.600 pengungsi awal bulan ini.

Baca Juga

“Mereka akan dipindahkan ke Chittagong terlebih dahulu dan kemudian ke Bhasan Char, tergantung pada air pasang,” kata salah satu pejabat Bangladesh yang namanya enggan disebutkan.

Wakil Pejabat Pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, mengatakan relokasi itu bersifat sukarela. "Mereka tidak akan dikirim atas keinginan mereka,” ujarnya.

PBB menyebut pihaknya belum diizinkan untuk melakukan penilaian teknis dan keselamatan di Bhasan Char, pulau rawan banjir di Teluk Benggala, dan tidak terlibat dalam pemindahan pengungsi ke sana.

Bangladesh mengatakan pihaknya hanya mentransfer orang-orang yang bersedia pergi. Langkah itu akan mengurangi kepadatan berlebihan yang kronis di kamp-kamp yang menampung lebih dari satu juta orang Rohingya. Namun para pengungsi dan pekerja kemanusiaan mengatakan beberapa orang Rohingya telah dipaksa pergi ke pulau yang muncul dari laut 20 tahun lalu itu.

Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen mengatakan kepada Reuters awal bulan ini bahwa PBB harus terlebih dahulu menilai dan memverifikasi seberapa kondusif lingkungan di negara bagian Rakhine Myanmar untuk memulangkan para pengungsi, sebelum melakukan penilaian terhadap Bhasan Char.

Beberapa upaya untuk memulai repatriasi Rohingya ke Myanmar telah gagal setelah para pengungsi mengatakan mereka terlalu takut akan kekerasan lebih lanjut untuk kembali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement