REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT adalah Mahapengampun. Meski sebagai manusia memiliki banyak kesalahan, harus tetap berharap Allah mengampuni segala dosa.
Jangan sampai sebagai makhluk, manusia bersikap yang melampaui batas. Rasulullah SAW dalam haditsnya riwayat Jundub bin Abdulla RA, bersabda sebagai berikut:
عن جندب بن عبدالله رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: قال رجل: والله لا يغفر الله لفلان، فقال الله: من ذا الذي يتألى عليَّ أن لا أغفر لفلان؟ إني قد غفرت له، وأحبطت عملك
Ada seorang lelaki yang berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah berfirman: ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapuskan amalmu.” (Hadits sahih riwayat Muslim).
Salah satu bentuk tindakan melampaui batas tersebut seperti memandang dirinya berhak menentukan siapa yang bakal diampuni Allah dan siapa yang tidak.
Dia lupa bahwa hak mengampuni manusia sepenuhnya berada di tangan Allah Yang Mahapengampun.
Seorang dai berhak memberitahu saudaranya yang terlibat kemaksiatan untuk menghentikan perbuatannya melanggar aturan Islam, namun dia tidak perlu dan tidak dibenarkan untuk mengancam si pelaku maksiat bahwa kemksiatannya tidak bakal diampuni Allah SWT.
Allah sangat sanggup dan berkuasa penuh untuk mengampuni siapa saja yang dikehendaki-Nya.