REPUBLIKA.CO.ID, BAHU – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengkritik UNESCO karena menutup mata terhadap penghancuran bangunan agama dan sejarah milik rakyat Azerbaijan oleh Armenia. Hal ini disampaikan setelah dia mengunjungi daerah di sekitar Nagorno-Karabakh pada Rabu lalu.
Daerah tersebut baru-baru ini dibebaskan tentara Azerbaijan dari hampir tiga dekade pendudukan pasukan Armenia bersama dengan ibu negara Mehriban Aliyeva. Merujuk pada penodaan masjid di Distrik Zangilan, Presiden Aliyev mengatakan, musuh telah menghina agama dan semua Muslim.
"Kami telah berulang kali mengajukan banding ke UNESCO selama 30 tahun, berulang kali menyatakan bahwa masjid kami telah dihancurkan, situs sejarah kami telah dihancurkan, situs sejarah kami telah di Armenia," kata dia seperti dilansir dari ABNA, Ahad (27/12).
"Apakah mereka pernah mengirim misi ke sini setidaknya satu kali? Apakah permintaan kami telah dijawab di paling tidak sekali?" Kata Aliyev saat mengunjungi situs masjid," tambah Aliyev.
Dia juga menyoroti banyaknya keributan yang telah diangkat di beberapa kalangan internasional atas status struktur keagamaan Armenia di tanah merdeka. "Tetapi, mengapa tidak ada yang mengangkat masalah warisan nasional dan agama kita?" tuturnya.
Aliyev mengatakan, segera setelah perang 44 hari dengan Armenia berakhir, UNESCO mulai melindungi situs-situs orang Armenia. "Kami melindungi semua situs, kami melindungi situs dari semua negara, dan dunia tahu itu. Tetapi Anda harus melihat, ada masjid di sini, UNESCO, kemarilah, datang dan lihat ini."
"Dewan Eropa, jangan tinggal diam, datang dan lihat ini! Semua masjid kita dihancurkan. Apakah mungkin menghancurkan masjid? Bukankah sebuah kejahatan menghancurkan masjid? Berapa lama lagi ketidakadilan ini akan bertahan? Berapa lama kemunafikan ini bertahan? Berapa lama standar ganda ini bertahan? Berapa lama Islamofobia ini akan bertahan?" lanjut dia.