REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Pertumbuhan ekonomi Vietnam tahun ini melambat ke level terlemah, setidaknya dalam tiga dekade terakhir. Pandemi Covid-19 menekan ekonomi Vietnam yang diperparah dengan bencana alam dan lesunya ekonomi global.
Data Kantor Statistik Umum (GSO) pada Ahad (27/12) menunjukkan, ekonomi Vietnam tumbuh 2,91 persen pada tahun ini. Angka tersebut kontras melambat dibandingkan dua tahun terakhir yang mampu mencapai di atas tujuh persen.
GSO mencatat, realisasi tahun ini merupakan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terendah dalam beberapa dekade. Tapi, di tengah dampak negatif pandemi Covid-19, angka 2,91 persen masih menjadi pencapaian atau kesuksesan bagi Vietnam. "Tingkat pertumbuhan itu termasuk yang tertinggi di dunia," katanya.
GSO menjelaskan, Vietnam sudah berhasil melawan virus dengan tetap menjaga perekonomian tetap terbuka. Pandemi dinilainya kurang lebih dapat dikendalikan.
GSO memproyeksikan, Vietnam akan membukukan neraca perdagangan surplus 19,06 miliar dolar AS dengan rata-rata harga konsumen naik 3,23 persen.
Dengan karantina dan tracking yang ketat, Vietnam dengan cepat mampu mengatasi wabah virus corona. Hal ini memungkinkan aktivitas ekonomi pulih lebih cepat dibandingkan sebagian besar kawasan Asia. Vietnam mencatat 1.440 infeksi virus corona dengan 35 kematian.
Industri pengolahan dan manufaktur tumbuh 3,98 persen, tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sementara itu, sektor jasa naik 2,34 persen dan pertanian tumbuh 2,68 persen. Ekspor dan investasi asing pun masih tumbuh kuat.