REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Perdagangan Inggris mengatakan negara itu akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Turki, Selasa (29/12) mendatang. Kesepakatan dagang pertama Inggris sejak Perdana Menteri Boris Johnson mengamankan perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa pekan lalu.
Dua negara akan menandatangani kesepakatan yang menyerupai kesepakatan yang sudah ada sebelumnya. Tapi Menteri Perdagangan Inggris Liz Truss mengatakan ia berharap kesepakatan yang sudah dibicarakan antara dua negara sebelumnya dapat dicapai.
"Kami berharap kesepakatan dapat ditandatangani pekan ini dalam kesepakatan perdagangan bebas tarif untuk membantu hubungan dagang kami, akan menyediakan ribuan lapangan pekerjaan di seluruh Inggris di industri manufaktur, otomotif dan baja," kata Truss dalam pernyataannya, Selasa (28/12).
"Kami menantikan bekerja sama dengan Turki menuju perjanjian perdagangan Inggris-Turki yang dibuat khusus dan ambisius dalam waktu dekat," tambahnya.
Hubungan dagang antara London dan Ankara pada tahun 2019 mencapai 18,6 miliar poundsterling atau 25,25 miliar dolar AS. Inggris perdagangan mereka dengan Turki menjadi kesepakatan dagang terbesar kelima setelah Jepang, Kanada, Swiss dan Norwegia.
Menjelang berakhirnya masa transisi Brexit pada 1 Januari 2021 mendatang, Inggris telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan 62 negara. Pekan lalu perekonomian terbesar kelima di dunia itu meraih kesepakatan dagang dengan Uni Eropa.