REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sekutu dekat oposisi pemerintah Rusia, Alexei Navalny, dibebaskan dari tahanan. Lyubov Sobol mengatakan ia didakwa menerobos masuk rumah orang lain karena membunyikan bel orang yang diduga agen yang mengungkapkan serangan racun terhadap Navalny.
Sobol merupakan salah satu tokoh di Anti-Corruption Foundation yang didirikan Navalny. Pada Jumat (25/12) lalu ia ditahan selama 48 jam setelah diinterogasi. Penahanan ini setelah Sobol mendatangi apartemen agen yang mengungkapkan detail upaya meracuni Navalny pada Senin (21/12) pekan lalu.
Sobol dan rekan-rekannya membantah tuduhan tersebut dan menyatakan ia tidak menyalahi hukum dengan membunyikan pintu apartemen. Saat Sobol ditanyai, Komite Penyelidikan Negara mengeluarkan pernyataan yang menuduhnya menerobos masuk, dakwaan pidana dengan maksimal hukuman penjara dua tahun.
Tidak lama setelah dibebaskan dari tahanan Ahad (27/12), Sobol memberitahu wartawan ia sudah resmi didakwa dan yakin kasusnya sebagai aksi 'balas dendam' terhadap Navalny. Pekan lalu Navalny merilis percakapan telepon yang ia lakukan dengan orang yang ia identifikasi sebagai Konstantin Kudryavtsev.
Ia menggambarkan Konstantin Kudryavtsev sebagai anggota badan intelijen Rusia, Federal Security Service (FSB), yang mencoba meracuninya dengan racun saraf era Uni Soviet, Novichok, pada Agustus lalu dan mencoba menutupinya. Serangan tersebut membuat Navalny dibawa ke Jerman untuk diobati.
Navalny mengatakan ia menelpon orang itu beberapa jam sebelum kelompok jurnalis investigatif Bellingcat merilis laporan yang menuduh agen FSB yang ahli di bidang senjata kimia telah mengikuti Navalny selama bertahun-tahun. Orang itu juga ada di dekatnya ketika Navalny diracuni.
Dalam sambungan telepon tersebut, Navalny memperkenalkan dirinya sebagai pejabat keamanan dan membujuk lawan bicaranya untuk berbagi detail operasi yang diduga untuk meracuni Navalny. Ia mendesak orang di telepon itu mengakui terlibat dalam 'memproses' pakaian dalam Navalny sehingga 'tidak akan ada jejak' racun.
Pada 20 Agustus lalu Navalny tiba-tiba merasa sakit dan pingsan. Dua hari kemudian ia diterbangkan ke Berlin dalam keadaan koma. Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia serta tes di Organization for the Prohibition of Chemical Weapon menyatakan Navalny diracuni dengan Novichok.
Pihak berwenang Rusia dengan tegas membantah keterlibatan mereka. FSB juga menyatakan rekaman pembicaraan Navalny dengan orang yang ia sebut salah satu agen mereka itu palsu.