REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lapangan latih Jakarta International Stadium (JIS) telah resmi dibuka pada Senin, 28 Desember 2020.
Menanggapi peresmian bangunan tersebut, dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) DKI Jakarta melayangkan apresiasi sekaligus kritikan, terutama bagi Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pemilik proyek JIS.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan mengungkapkan, apresiasi terhadap lapangan latih yang baru saja diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Apresiasi secara positif, artinya dalam proses pembangunan ini ada prestasi yang ditunjukkan Jakpro. Kita apresiasi bahwa lapangan ini sudah bisa dimanfaatkan," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (28/12).
Selain memberi apresiasi, Manuara turut melayangkan sejumlah masukan dan kritikan. Setidaknya menyangkut tiga hal. Pertama, terkait dengan manajemen pemanfaatan dari lapangan latih bagi para pesepak bola.
"Pertanyaannya, ini diresmikan apakah sudah ada klub-klub yang akan berlatih di sana. Jangan-jangan belum ada yang akan menggunakan, atau malah digunakan serampangan," ujarnya.
Adapun yang kedua adalah terkait dengan manajemen finansial dalam pengoptimalan lapangan latih. Anggaran pembangunan JIS yang diketahui berasal dari dana PEN tersebut, kata Manuara perlu menjadi perhatian khsusus.
"Bunga dana pinjaman yang bersumber dari PEN adalah jadi tanggung jawab Jakpro, lalu bagaimana memanfaatkan lapangan itu untuk memberi revenue kas Jakpro dan bisa membayar bunga, sanggup atau enggak, atau hanya kemampuan membelanjakan uang saja, lalu next nya lihat situasi," jelasnya.
Kritik ketiga, lanjut Manuara, adalah terkait dengan penyelesaian pembangunan JIS secara keseluruhan dengan kontruksi yang sesuai dengan standar internasional. Waktu yang terbilang cukup singkat untuk menyelesaikan hingga Oktober 2021 mendatang, kata dia, jangan sampai membuat kualitas bangunan dan alat yang dipasang tidak sesuai dengan standar yang diberlakukan.
"Stadion ini kelas internasional standar FIFA. Saya tekankan tetaplah bekerja berdasarkan standar metodologi ISO," kata dia.