Selasa 29 Dec 2020 06:45 WIB

Korsel Percepat Vaksinasi karena Varian Baru Covid-19

Program vaksin Covid-19 pemerintah Korsel dikritik lambat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
 Seorang peneliti di Celltrion Inc. menunjukkan botol berisi CT-P59, kandidat untuk perawatan antibodi COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi, kepada media di pabriknya di Incheon, barat Seoul, Korea Selatan, 22 Desember 2020, selama Kunjungan Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun ke perusahaan.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Seorang peneliti di Celltrion Inc. menunjukkan botol berisi CT-P59, kandidat untuk perawatan antibodi COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi, kepada media di pabriknya di Incheon, barat Seoul, Korea Selatan, 22 Desember 2020, selama Kunjungan Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun ke perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pemerintah Korea Selatan akan mempercepat upaya program vaksinasi virus Covid-19 ke masyarakat. Hal itu dilakukan setelah pemerintah Korsel mendapat banyak kritik atas program vaksinnya yang dinilai terlalu lambat.

Upaya percepatan vaksin ke masyarakat itu diungkapkan pejabat setempat pada Senin (28/12). Percepatan intujuga sebagai bentuk antisipasi setelah adanya deteksi kasus pertama varian virus Covid-19 di Korea Selatan, yang terkait dengan peningkatan pesat kasus wabah ini di Inggris.

Baca Juga

Varian baru virus Covid-19, dianggap lebih menular daripada yang ada saat ini. Jenis varian Covid ini ditemukan di sebuah keluarga yang tiba di Korea Selatan dari London pada 22 Desember 2020 lalu, sebagaimana disampaikan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada Senin (28/12).

"Setelah ditemukan varian baru ini, ketiganya telah diisolasi sejak dites positif," kata pejabat setempat dalam pernyataan resmi KDCA.

Strain baru virus muncul awal bulan ini di Inggris dan telah menjangkau beberapa negara Eropa, serta Kanada, Yordania dan Jepang. Hal itu mendorong lebih dari 50 negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris, termasuk Korea Selatan, yang telah melarang penerbangan dari Inggris hingga akhir tahun.

Secara keseluruhan, menurut laporan KDCA ada 808 kasus baru hingga tengah malam pada Ahad (28/12) 03:00 GMT waktu setempat. Korsel telah melaporkan rekor 1.241 infeksi pada Jumat lalu.

Pihak berwenang Korsel juga telah memperingatkan ada penurunan mungkin terjadi karena kurang pengujian, dikarenakan selama akhir pekan dan liburan Natal. Namun Korsel memastikan pada Ahad lalu mereka telah memperpanjang langkah-langkah pembatasa sosial hingga awal Januari 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement