REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keistimewaan surat Al-Fatihah memang banyak dijabarkan para ilmuwan Muslim.
Salah satunya adalah sebagai surat yang disebut sebagai tujuh pintu langit, angka tujuh merujuk pada jumlah ayat dalam surat tersebut.
Dalam buku Kafilah Al-Fatihah karya Je Abdullah dijelaskan tentang keutamaan surat al-Fatihah yaitu sebagai berikut:
عن ابنِ عباسٍ ؛ قال : بينما جبريلُ قاعدٌ عند النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ . سمع نقيضًا من فوقِه . فرفع رأسَه . فقال : هذا بابٌ من السماءِ فُتِحَ اليومَ . لم يفتح قط إلا اليومَ . فنزل منهُ ملكٌ . فقال : هذا ملكٌ نزل إلى الأرضِ . لم ينزل قط إلا اليومَ . فسلَّم وقال : أبشِرْ بنوريٍنِ أوتيتهما لم يؤتهما نبيٌّ قبلك . فاتحةُ الكتابِ وخواتيمُ سورةِ البقرةِ . لن تقرأَ بحرفٍ منهما إلا أُعطيتَه
ketika Nabi sedang duduk bersama Malaikat Jibril, beliau mendengar suara yang sangat keras dari atasnya. Kemudian Jibril memandang ke atas dan berkata: “Ini adalah suara pintu langit yang terbuka hari ini. Pintu ini tidak pernah terbuka sebelumnya.”
Kemudian, sesosok malaikat turun melalui pintu itu. Jibril pun menjelaskan bahwa malaikat yang turun itu pun tidak pernah turun ke bumi sebelumnya, kecuali di hari itu. Malaikat yang baru turun itu pun memberi salam kepada Rasulullah dan berkata: “Berbahagialah atas berita baik tentang dua cahaya yang diberikan kepadamu.”
“Cahaya ini tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelummu, yaitu surat Al-Fatihah dan beberapa ayat penutup surat Al-Baqarah. Engkau tidak membaca satu huruf pun darinya kecuali akan dianugerahi seluruh kebaikan yang ada pada keduanya.” Peristiwa ini merupakan cerita yang diriwayatkan melalui hadits riwayat Imam Muslim dari Ibnu Abbas RA.
Sedangkan dalam riwayat lainnya, Nabi Muhammad SAW memuji mengenai kedudukan surat Al-Fatihah. Nabi berkata:
والَّذِي نَفسِي بيَدِه، ما أُنزلَت سورةٌ في التَّوراةِ ولا في الإنجيلِ ولا في الزَّبورِ ، ولا في الفُرقانِ مِثلُها ،وإنَّها لَهي السَّبعُ المَثاني والقُرآنُ العَظيمُ
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan pada Taurat, Injil, Zabur, sesuatu yang sebanding dengan Al-Fatihah.”
Imam Tarmizi menjelaskan bahwa Al-Fatihah adalah induk kitab (Ummul-Kitab) sebab ia merupakan intisari Alquran.
Surat ini juga bahkan kerap disebutkan sebagai Alquran yang agung itu sendiri. Ibnu Abbas bahkan menyebut, Al-Fatihah memuat nilai-nilai dasar Alquran yang merupakan saripati Alquran.