REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebuah film animasi berdasarkan serial manga Demon Slayer menjadi film dengan pendapatan kotor tertinggi dalam sejarah box-office Jepang. Film yang bercerita tentang seorang remaja laki-laki yang melawan setan pemakan manusia itu mengumpulkan pendapatan hingga 32,47 miliar yen (sekitar Rp 4,4 triliun).
Menurut co-distributor Aniplex Inc and Toho Co? film itu mampu menarik lebih dari 24 juta orang ke bioskop sejak dibuka pada 16 Oktober 2020. Meskipun pandemi virus corona membatasi aktivitas penonton ke bioskop, film tersebut meraup 32,12 miliar yen (sekitar Rp 4,3 triliun) pada Sabtu lalu, melebihi film sutradara pemenang Oscar Miyazaki.
Film Miyazaki membutuhkan waktu 253 hari untuk melampaui angka 30 miliar yen (sekitar Rp 4 triliun) dalam penjualan box-office. Namun, Demon Slayer hanya membutuhkan waktu 59 hari untuk meraup pendapatan itu.
Film disutradarai Haruo Sotozaki dan sekuel dari serial televisi anime yang ditayangkan di Jepang pada tahun lalu. Ini menjadi film pertama di negara itu yang menghasilkan lebih dari 10 miliar yen (sekitar Rp 1,3 triliun) dalam waktu 10 hari setelah penayangan perdananya.
Capaian itu juga mengambil alih Titanic yang sukses besar dengan romansa di atas kapal pesiar. Titanic menjadi film terlaris kedua yang pernah ada di Jepang pada 30 November lalu.
Demon Slayer yang berlatar di Jepang sekitar 100 tahun lalu, adalah kisah seorang anak laki-laki yang dipaksa melawan iblis, setelah keluarganya dibantai dan adik perempuannya Nezuko berubah. Film itu didasarkan pada seri manga Koyoharu Gotoge yang diterbitkan pada 2016 dan awal tahun ini. Seri manga yang sekarang menjadi hit global itu telah diterjemahkan ke dalam 14 bahasa dan tersedia di 33 negara dan wilayah.
Menurut Aniplax, versi sulih suara dan subtitle bahasa Inggrisnya akan diputar di bioskop di Amerika Utara pada awal 2021. Film tersebut ditayangkan di Taiwan pada 30 Oktober dan awal bulan ini di Thailand. Demon Slayer menghasilkan dampak ekonomi sekitar 270 miliar yen (sekitar Rp 36 triliun), berdasarkan perkiraan kepala ekonom di Dai-Ichi Life Research Institute, Toshihiro Nagahama pada awal bulan ini.
Versi novel dari cerita tersebut menjadi buku terlaris pada tahun ini dalam peringkat yang disusun penyedia informasi Oricon Inc, sedangkan lagu tema pembuka seri, yang dinyanyikan oleh LiSA, tetap menjadi laris. Perusahaan juga telah menguangkan popularitas Demon Slayer melalui mainan dan barang dagangan lainnya, sementara judul seri juga dipilih sebagai salah satu kata kunci Jepang untuk tahun ini.