REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan sejumlah perubahan dalam tubuh Kementerian BUMN maupun sejumlah BUMN selama 2020. Erick tak hanya merombak struktur organisasi di Kementerian BUMN, melainkan juga memangkas jumlah klaster dari 27 klaster BUMN menjadi 12 klaster BUMN serta melakukan percepatan pembentukan holding BUMN sesuai inti bisnis masing-masing perusahaan pelat merah.
Selain melakukan pembaharuan dalam lingkup Kementerian BUMN, mantan Pemilik Klub Inter Milan itu juga melakukan sejumlah perombakan dalam jajaran direksi dan komisaris BUMN. Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai perombakan direksi BUMN sepanjang 2020 diwarnai dengan beberapa kejutan dan terobosan.
Pertama, Erick menunjuk beberapa tenaga profesional yang sudah memiliki jam terbang tinggi masuk dalam jajaran direksi BUMN seperti Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama PLN. Kedua, Erick memasukkan tenaga muda profesional seperti Fajrin Rasyid sebagai Direktur Digital PT Telkom (Persero). Ketiga, memiliih CEO atau direksi BUMN dari talent pool yang ada.
"Ketiga model pendekatan ini saya kira memberikan sinyal bahwa prinsip profesionalitas menjadi acuan utama dalam pemilihan dan penempatan direksi BUMN," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Selasa (29/12).
Menurut Toto, pemilihan direksi dari talent pool BUMN juga memberikan kesempatan bagi semua kandidat leader BUMN yang potensial untuk dapat berkiprah optimal dan menduduki jabatan di BUMN mana saja yang sesuai dengan kualifikasi yang dimilki kandidat.
"Hal ini juga memberikan pemerataan distribusi good talent kepada BUMN yang selama ini kekurangan tenaga-tenaga profesional," ucap Toto.
Toto berharap terobosan dan transformasi Erick terhadap BUMN terus berlanjut pada 2021. Toto menilai Erick harus tetap konsisten dalam menegakan tata kelola perusahaan yang baik dalam BUMN.
"Keputusan tegas yang dijalankan terhadap direksi BUMN yang melanggar seperti dalam kasus pencopotan direksi Garuda harus dipertahankan secara konsisten," ungkap Toto.
Kata Toto, 2021 menjadi ujian bagi kebangkitan BUMN pascapandemi. Toto mendorong Erick dengan cermat melakukan pengawasan terhadap kinerja BUMN strategis yang telah mendapat kucuran dana besar dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Apabila kinerja tidak meningkat dan upaya BUMN sebagai motor penggerak ekonomi dianggap tidak berjalan optimal maka saatnya untuk mengganti direksi BUMN dengan figur-figur baru yang dianggap lebih kompetitif," kata Toto.