Selasa 29 Dec 2020 13:17 WIB

Kecerdasan Buatan Ungkap Lebih 109 Ribu Kawah di Bulan

Studi mengungkapkan bulan memiliki lebih banyak kawah daripada yang diduga.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi bulan
Foto: dok. Republika
Ilustrasi bulan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi baru mengungkapkan bulan memiliki lebih banyak kawah daripada yang selama ini manusia duga. Ada lebih dari 109.000 kawah baru ditemukan di daerah lintang rendah dan tengah bulan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Jumlah kawah yang tercatat di permukaan bulan sekarang belasan kali lebih besar dari sebelumnya. Penemuan ini dipublikasikan pada 22 Desember di Jurnal Nature Communications.

Baca Juga

"Ini adalah data kawah bulan terbesar dengan ekstraksi otomatis untuk wilayah lintang menengah dan rendah bulan," kata Pemimpin Penulis Studi sekaligus Profesor Ilmu Bumi Universitas Jilin Cina, Chen Yang kepada Live Science melalui email.

Kawah tumbukan yang terbentuk selama serangan meteor, menutupi sebagian besar permukaan bulan. Kawah tersebut dapat dianggap setara dengan “fosil” di bulan yang mencatat sejarah tata surya.

Namun, “fosil” ini bisa sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Selain itu, mereka juga bisa tumpang tindih dan terkikis seiring waktu. Ini membuat mengidentifikasinya sangat sulit dan memakan waktu. Prosesnya pun subjektif yang menyebabkan inkonsistensi di antara database yang ada.

Yang dan timnya menangani masalah ini dengan pembelajaran mesin. Mereka melatih jaringan saraf dalam, yaitu jaringan komputer menggunakan lapisan perhitungan matematis dengan data dari ribuan kawah yang diidentifikasi sebelumnya dan mengajarkan algoritme untuk menemukan yang baru. Jaringan itu kemudian diterapkan pada data yang dikumpulkan oleh pengorbit bulan Chang'e-1 dan Chang'e-2 yang mengungkapkan 109.956 kawah tambahan di permukaan bulan.

Kawah baru ditemukan dari Sistem pra-Nektarian berusia lebih dari 3,92 miliar tahun. Sejumlah besar kawah yang diidentifikasi dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai ukuran kecil hingga sedang.

Dari sudut pandang penduduk Bumi, kawah tersebut masih cukup besar. Mulai dari 0,6 mil hingga 60 mil atau setara 1 sampai 100 kilometer di diameter. Ukuran kawah yang relatif kecil kemungkinan besar tidak terdeteksi sebelumnya.

Program AI juga menemukan kawah yang jauh lebih besar, berbentuk tidak teratur yang telah terkikis. Beberapa di antaranya berdiameter hingga 341 mil atau 550 km.

Dikutip Live Science, Selasa (29/12), algoritme memperkirakan waktu dari hampir 19.000 kawah terbentuk berdasarkan fitur-fiturnya, seperti ukuran dan kedalaman dan dengan menetapkan masing-masing kawah ke periode waktu geologi. Kawah-kawah ini membentang di kelima periode geologi bulan. Beberapa di antaranya berasal dari sekitar 4 miliar tahun lalu.

Tim berharap untuk meningkatkan algoritma bercak kawah dengan memberikan data dari pendarat Chang'e 5 yang baru-baru ini diluncurkan. Chang’e 5 membawa sampel bulan kembali ke Bumi. Para peneliti juga ingin mengadaptasi dan menerapkan pendekatan pembelajaran mesin mereka ke benda lain di tata surya, termasuk planet seperti Mars.

"Prediksi ini biasanya akan memakan waktu beberapa menit diikuti oleh beberapa jam pasca-pemrosesan pada perangkat keras komputasi standar," tulis para peneliti dalam studi tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement