Selasa 29 Dec 2020 17:53 WIB

Banjir Kembali Mengepung Wilayah Cirebon

Banjir terjadi akibat limpasan Sungai Uwanganayam.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Warga melintasi genangan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga melintasi genangan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Bencana banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon. Banjir itu terjadi setelah hujan turun dengan intensitas tinggi, yang membuat sejumlah sungai meluap.

Kali ini, banjir melanda dua desa di Kecamatan Susukan, Selasa (29/12). Adapun dua desa itu, yakni Desa Susukan, Blok Dusun Keramat dan Panjuna serta Desa Bojong Kulon, Blok Karang Nunggal dan Blok Ranca.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan menyebutkan, di Desa Susukan tercatat ada 336 rumah yang terdampak banjir. Sedangkan di Desa Bojong Kulon, ada 100 rumah yang terdampak banjir. Banjir di Kecamatan Susukan bermula dari hujan berintensitas tinggi yang turun sejak Senin (28/12).

"Banjir terjadi akibat limpasan Sungai Uwanganayam," ujar Alex.

Selain rumah, banjir juga merendam fasilitas umum (fasum) di kedua desa tersebut. Seperti di Desa Susukan, banjir merendam dua bangunan SD, sedangkan di Desa Bojong Kulon terdamapt tiga mushola yang juga terdampak banjir.

"Sebanyak 15 jiwa dari Desa Bojong Kulon sempat harus mengungsi. Namun, saat ini mereka telah kembali ke rumah masing-masing," terang Alex.

Banjir di Desa Bojong Kulon dilaporkan kini telah surut. Sementara di Desa Susukan, banjir juga perlahan mulai surut, dengan tinggi muka air sekitar 30-40 cm.

Selain di Kecamatan Susukan, banjir juga melanda sejumlah kecamatan lainnya di Kabupaten Cirebon pada Senin (28/12) petang hingga malam. Di Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, banjir merendam Bok Desa dan Blok Ciasem, Senin (28/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Tercatat ada 29 rumah warga di kedua blok tersebut yang terendam banjir, dengan kedalaman antara 20 – 80 cm.

"Banjir diawali hujan dengan intensitas tinggi mulai sore hingga malam hari, sehingga membuat Sungai Pulasaren meluap," kata Alex.

Selain di wilayah tersebut, banjir juga melanda Desa Suci, Kecamatan Mundu, Senin (28/12) pukul 18.00 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi selama tiga jam membuat saluran air atau drainase meluap akibat tidak lancarnya pembuangan air hujan tersebut.

Tercatat ada 240 jjiwa atau 97 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir, dengan tinggi muka air antara 25 – 35 cm.

Bencana serupa juga terjadi di Perumahan Telaga Pelangi dan Perumahan Nirwana Village di Desa Gamel, Kecamatan Plered, Senin (28/12) pukul 22.50 WIB. Banjir terjadi setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur selama empat jam sehingga membuat Sungai Cikenanga meluap dan membanjiri perumahan warga.

Di Perumahan Telaga Pelangi, tercatat ada 85 rumah warga yang terdampak banjir dengan ketinggian hingga 40 cm. Sedangkan di Perumahan Nirwana Village, dilaporkan ada 60 rumah yang terkena banjir dengan tinggi muka air sekitar 30 cm.

Masih di Desa Gamel, banjir juga melanda perumahan Cahaya Permai, Senin (28/12) pukul 21.30 WIB. Hujan dengan intensitas besar selama empat jam mulai pukul 16.00 WIB, menyebabkan sungai Cikenanga meluap dan melimpas ke perumahan warga.

"Ada 160 rumah warga di perumahan Cahaya Permai yang terendam banjir, dengan tinggi muka air sekitar 60 – 80 cm," ucap Alex.

Selain itu, dilaporkan pula ada tanggul di wilayah itu yang jebol. Namun, untuk ukuran tanggul yang jebol tersebut belum diketahui karena arus air yang deras.

Di tempat berbeda, yakni di Desa Sutawinangun, Kecaatan Kedawung, banjir juga terjadi pada Senin (28/12) pukul 18.30 WIB. Banjir tersebut telah merendam ruas jalan sehingga membuat akses jalan terganggu. Sekitar 17 rumah warga juga terendam dengan ketinggian antara 30 – 100 cm.

"Ada sepuluh warga yang terpaksa harus mengungsi. Mereka terdiri dari dua balita, enam anak-anak dan dua ibu-ibu," katanya.

Menurut Alex, banjir di desa tersebut diawali hujan dengan intensitas tinggi yang membuat sungai Cikuprit dan Kadungpane meluap. Luapan air dari kedua sungai tersebut lantas masuk ke pemukiman warga.

Alex pun memastikan, dari bencana banjir yang melanda sejumlah kecamatan itu, tidak ada korban jiwa. Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, apalagi memasuki puncak musim hujan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement