Selasa 29 Dec 2020 18:54 WIB

Menkes Sebut Lansia Tetap Dapat Vaksin Covid-19

Warga di atas 60 tahun nantinya bisa divaksin dengan vaksin selain produksi Sinovac.

 Dokter Bernhard Ellendt, kanan, menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada penghuni panti jompo Edith Kwoizalla, 101 tahun, di Halberstadt, Jerman, Sabtu (26/12). Di Indonesia, lansia juga akan mendapatkan vaksin Covid-19 berdasarkan pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin hari ini. (ilustrasi)
Foto: AP/Matthias Bein/dpa
Dokter Bernhard Ellendt, kanan, menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada penghuni panti jompo Edith Kwoizalla, 101 tahun, di Halberstadt, Jerman, Sabtu (26/12). Di Indonesia, lansia juga akan mendapatkan vaksin Covid-19 berdasarkan pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin hari ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan warga berusia di atas 60 tahun tetap mendapat vaksin Covid-10. Vaksinasi terhadap lansia tersebut tetap dilakukan meski uji klinis tahap III terhadap vaksin Sinovac yang sedang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, hanya menguji orang berusia 18-59 tahun dalam keadaan sehat.

"Beberapa vaksin lain seperti Pfizer sudah diberikan emergency use authorization oleh MHRA (Medicines & Healthcare products Regulatory Agency) London, oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika, atau di Eropa juga boleh untuk diberikan di atas 60 tahun dan vaksinnya kita yang akan datang nanti ada empat jenis," kata Budi Gunadi kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (29/12).

Baca Juga

Budi mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan 426 juta vaksin Covid-19 untuk sekitar 181 juta orang penduduk Indonesia agar dapat menciptakan kekebalan komunal (herd immunity). Vaksin itu berasal pertama dari perusahaan China Sinovac sebanyak 125 juta vaksin; kedua dari perusahaan Ameriksa Serikat dan Kanada Novavax sebanyak 100 juta dosis; ketiga dari perusahaan Inggris AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis; keempat dari perusahaan Jerman dan Amerika Pfizer sebanyak 100 juta dosis serta GAVI sebagai bentuk kerjasama multilateral dimana Indonesia dapat memperoleh 16-100 juta dosis.

"Otomatis keragaman itu akan ada. Itu sebabnya juga karena sebagian besar vaksin kita akan datang mungkin sekitar semester kedua atau akhir Kuartal kedua 2021 dan kalau kita lihat tadi tahapannya lansia kita taruh agak belakangan karena kita ingin memastikan bahwa semua data scientific mengenai pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah feel comfortable," ungkap Budi.

Menurut Budi, pemerintah berencana untuk memvaksinasi 181,5 juta jiwa untuk menciptakan kekebalan komunal. Perinciannya gelombang pertama vaksinasi dilakukan pada Januari-April 2021 dengan rincian vaksinasi untuk 1,3 juta orang petugas kesehatan di 34 provinsi, 17,4 juta petugas publik dan lansia sebanyak 21,5 juta orang.

Selanjutnya pada gelombang II pada April 2021-Maret 2022 yaitu 63,9 juta masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi dan sebanyak 77,4 juta bagi masyarakat lain dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.

"Uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki, Brasil, itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia di atas 60 tahun. Kami sudah berbicara dengan BPOM untuk mengkoordinasikan hal ini, sehingga nanti BPOM akan melengkapi datanya, sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin," ungkap Budi.

Menurut Budi, BPOM juga sudah bekerja baik dengan Kementerian Kesehatan serta sudah berbicara dengan otoritas di Turki, Brazil, China untuk mengambil keputusan yang independen dan berdasarkan kepada data valid.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement