REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hasil tangkapan ikan para nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih mengalami penurunan di akhir tahun 2020. Kondisi ini disebabkan faktor cuaca buruk seperti gelombang tinggi.
"Hasil tangkapan ikan nelayan Sukabumi masih paceklik," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir kepada Republika.co.id, Selasa (29/12). "Saat ini kondisi cuaca kurang mendukung untuk melaut seperti gelombang tinggi dan angin kencang."
Kodir mengatakan, kondisi gelombang tinggi menyebabkan para nelayan sebagian besar tidak melaut. Kini nelayan lebih memilih menyandarkan perahunya di dermaga. Terutama di daerah perairan di selatan Sukabumi.
Sebagian nelayan memilih tidak melaut karena bila dipaksakan maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Selain itu, lanjut Kodir, kondisi gelombang tinggi dan angin kencang dikhawatirkan mengancam keselamatan nelayan melaut.
Terlebih, jelas Kodir, alat tangkap nelayan kebanyakan masih relatif tradisional. Sehingga akibatnya nelayan harus berhati-hati ketika melaut atau mencari ikan di tengah lautan dalam kondisi cuaca buruk.
Kodir mengungkapkan, sebagian nelayan Sukabumi lainnya terpaksa andon atau mencari ikan di perairan daerah lain. Misalnya di wilayah Jawa Timur seperti Kecamatan Pacitan dan Trenggalek. Selain itu ada sebagian nelayan lainnya yang mencari ikan di perairan Cilacap, Jawa Tengah.
Para nelayan itu, ungkap Kodir, mayoritas adalah nelayan tradisional yang rata-rata menggunakan perahu di bawah 5 gross tonnage (GT). Para nelayan datang ke daerah lain ada yang melalui jalur laut maupun melalui jalan darat.
Lebih lanjut Kodir mengatakan, secara keseluruhan hasil tangkapan ikan rata-rata mengalami penurunan hingga 25 persen dibandingkan kondisi normal. Pada kondisi normal hasil tangkapan ikan mencapai 9 ribu ton per bulan. Jenis ikan yang menjadi andalan nelayan Sukabumi, kata Kodir, seperti cakalang, layur, tongkol, dan ikan kakap
Namun, sambung Kodir, ketersediaan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) masih mencukupi kebutuhan warga maupun pelaku usaha, baik hotel maupun restoran di selatan Sukabumi. Hal ini disebabkan pasokan ikan juga didatangkan dari daerah lainnya.
Sehingga, kata Kodir, ketersediaan ikan tidak terpengaruh dengan turunnya hasil tangkapan ikan. Harapannya hasil tangkapan ikan kembali normal pada akhir tahun ini.