REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dedy Darmawan Nasution, Antara
Larangan masuknya turis asing hingga 14 Januari 2021 sebagai bentuk antisipasi terhadap varian baru virus corona yang pertama ditemukan di Inggris membuat sektor pariwisata kembali terdampak. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan industri pariwisata nasional akan bertumpu pada wisatawan domestik hingga adanya vaksin.
"Tumpuan kita sekarang hanya wisatawan domestik. Paling tidak pada tahun 2021 ini sambil menunggu vaksin dan pulihnya sisi kesehatan," ujar Sandiaga, saat berdiskusi dengan anggota Kadin di Jakarta, Selasa (29/12).
Ia menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (Inaca) terkait keputusan pemerintah yang menutup Warga Negara Asing masuk ke Tanah Air. "Tentunya yang kita perhatikan adalah agar jangan sampai varian Covid-19 menjadi kasus-kasus baru. Kita sepakat untuk menyamakan persepsi, karena yang harus kita dahulukan adalah aspek kesehatannya, dan penerbangan ini adalah mitra kita," katanya.
Sandiaga juga mengaku belum dapat memberikan target tinggi untuk industri pariwisata di tengah pandemi Covid-19 ini. "Pariwisata sangat bergantung terhadap aspek kesehatan, jadi kita tidak bisa kasih target yang muluk-muluk, kita harus realistis bahwa kita harus dahulukan aspek keselamatan," ucapnya.
Sandiaga pun siap memperbarui, mengadaptasi, dan menyesuaikan protokol CHSE bagi sektor pariwisata untuk mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 dari luar negeri. “Yang jelas, kalau kita harus adaptasi dengan varian baru ini, tim kita bisa langsung beradaptasi misal bisa ada tambahan dari Cleanliness-nya, Health-nya, Safety, dan Sustainable Environtment-nya, nanti kita akan tambahkan,” kata Sandiaga.
Ia pun menanti keputusan dan langkah lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai leading sector terkait varian atau strain baru Covid-19 tersebut. Pihaknya juga menyatakan terus berkolaborasi dengan Kemenkes untuk mendapatkan update terbaru terkait isu itu.
“Intinya kita harus mengutamakan keselamatan kesehatan masyarakat kita,” kata Sandiaga.
Sandiaga juga telah berkoordinasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan selalu mendapatkan perkembangan terakhir terkait isu tersebut. “Kamu mendapat update terakhir dari Bu Menlu dengan pertimbangan matang berbasis data dan sudah menjadi keputusan antara tanggal 1 sampai tanggal 14 Januari 2020, warga negara asing tidak bisa masuk,” kata Sandiaga.
Ia memastikan pertimbangan keselamatan rakyat merupakan kepentingan yang lebih besar dari apapun. “Tak perlu khawatir ini adalah ‘temporary’, adalah sementara dan akan segera diupdate begitu kita bisa mendapatkan data dengan koordinasi dengan sektor kesehatan dan juga sudah sepakat bahwa nanti yang menyampaikan bu Menlu,” kata Sandiaga.
Namun ia telah juga memastikan telah berkoordinasi dan menyampaikan informasi tersebut kepada Pemerintah Daerah termasuk di antaranya Provinsi Bali sebagai destinasi favorit wisman. “Tentu agar tak ada kekagetan jadi kita akan memberikan sinyal kepada pelaku sektor pariwisata sehingga bersama-sama nanti juga menyampaikan update terakhir otomatis apa yang disampaikan sosialisasi sangat cukup sehingga semuanya juga nanti bisa bersiap-siap,” katanya.
Sebelumnya, Maskapai Nasional Garuda Indonesia memberikan fleksibilitas rencana perjalanan bagi penumpang, sehubungan dengan adanya kebijakan Pemerintah terkait pelarangan masuk WNA ke Indonesia. Garuda pun menyikapi secara positif upaya yang dijalankan Pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 serta akan senantiasa patuh terhadap aturan dan upaya preventif yang telah ditetapkan.
"Untuk Itu, kami telah menerapkan kebijakan fleksibilitas penyesuaian rencana perjalanan yang kami harapkan dapat memberikan keleluasan bagi penumpang Garuda yang terdampak pelarangan masuk WNA ke Indonesia, untuk dapat kembali merencakan perjalanan dengan sebaik sesuai dengan perkembangan situasi pandemi yang terjadi saat ini," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan sejauh ini belum ada data ilmiah yang membuktikan varian baru virus Corona penyebab Covid-19, B117, lebih mematikan dari varian lain. "Sejauh ini belum ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa varian B117 lebih mematikan daripada varian lainnya," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien Kusharyoto.
Ia menuturkan suatu studi di Inggris menunjukkan bahwa varian virus tersebut 56 persen lebih mudah menular dan menyebar daripada varian lainnya. "Para peneliti sedang memastikan dengan eksperimen di lab apakah varian tersebut benar-benar lebih mudah menginfeksi sel sehingga mengakibatkannya lebih mudah menular," ujarnya.
Menurut Wien, tanpa melakukan pengurutan genom virus menyeluruh (whole genome sequencing) yang lebih banyak, maka tidak tahu apakah varian tersebut sudah masuk Indonesia atau belum. Apabila belum masuk, kata dia, maka salah satu cara mencegah masuknya varian tersebut, antara lain memperketat atau membatasi masuknya orang ke Indonesia, terutama dari negara-negara di mana varian itu sudah ditemukan.
"Kita juga perlu meningkatkan disiplin kita dalam menjalankan protokol kesehatan," tuturnya.