REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) HM Jusuf Kalla menyatakan proses donor darah sangat terganggu selama merebaknya wabah COVID-19 di Tanah Air, sehingga berdampak pada stok darah di PMI yang ikut berkurang.
“Donor darah memang menurun, khususnya pada bulan April dan Mei,” kata Jusuf Kalla di sela-sela meninjau Markas PMI Provinsi Aceh di Banda Aceh, Selasa.
Menurut dia, penurunan tersebut disebabkan COVID-19 yang mengharuskan warga banyak beraktivitas di rumah, sekolah dan universitas juga tutup sehingga harus melangsungkan proses belajar mengajar dari rumah.
“Kemudian ada ketakutan masyarakat, bertepatan lagi dengan bulan puasa (Ramadhan 1441 hijriah), sehingga drop sekali. (Pasokan) kita hanya sampai 40 persen daripada biasanya,” kata Jusuf Kalla.
Kendati demikian, kata mantan Wakil Presiden Republik Indonesia itu, PMI terus melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan darah di bagi masyarakat di seluruh nusantara.
Kata dia, stok darah di PMI juga sudah mulai stabil, berkat bantuan TNI/Polri di seluruh Indonesia yang disiplin melakukan donor darah sehingga dapat menambahkan kebutuhan darah di masing-masing daerah.
“Alhamdulillah dengan bantuan TNI/Polri, kalau disini (Aceh) ASN (Aparatur Sipil Negara) juga bergerak donor darah sehingga bisa menambah ketersediaan,” katanya.
“Walaupun belum 100 persen tetapi sudah mendekati 70-80 persen, sudah mendekati kebutuhan kita. Itu yang kita lakukan,” katanya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla juga mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air agar lebih meningkatkan kepedulian donor darah saat pandemi COVID-19 karena saat ini jumlah pendonor berkurang drastis hingga 50 persen.
"Di masa pandemi seperti ini, kepedulian kita harus dikedepankan. Termasuk kesadaran akan donor darah. Di Jakarta saja kita butuh 1.000 kantong darah per hari," kata JK melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, beberapa waktu lalu.