REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad berkesempatan hadir memberikan taujih secara online di pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah yang berlangsung di Pesantren Hidayatullah Depok, Selasa (29/12).
Dalam uraiannya, KH Abdurrahman Muhammad menegaskan pentingnya para kader meneguhkan posisinya sebagai insan beriman yang berpikir di atas nilai-nilai wahyu (Alquran). Dan, itu diwujudkan dengan sikap dan perilaku gemar memberi sebanyak-banyaknya.
"Memang ada perbedaan cara berpikir, antara orang beriman dengan orang yang menerapkan pemikiran liberal, maupun pemikiran kiri. Orang beriman landasan berpikirnya adalah keimanan kepada Wahyu Allah Ta'ala.
Wahyu adalah yang menghadirkan kesadaran diri kita sebagai hamba Allah. Apapun yang kita lakukan itu dalam rangka memberikan kontribusi terhadap perjuangan, memberi kontribusi," urainya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Karena itu, sikap mental insan beriman tidak sama dengan yang tidak beriman. "Tidak seperti paradigma yang dibangun kaum liberal, yang hanya dibangun di atas interest materialisme, positivisme dan sekularisme. Yang hanya berpikir bagaimana mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri dan kelompoknya tanpa peduli terhadap mudharat yang ditimbulkan," imbuhnya menegaskan.
Oleh karena itu, semakin hari kader Hidayatullah harus semakin yakin dengan janji Allah dan terus melatih diri gemar berbagi, memberi sebanyak-banyaknya untuk perjuangan.
"Melalui wahyu, prinsip kita bagaimana memberikan sebanyak-banyaknya manfaat. Ketika kita memiliki spirit yang baik, bagaimana kita memberikan manfaat di mana kita berada. Ketika kita mendapatkan sesuatu maka cara berpikir kita bagaimana kita memberikan sebanyak-banyaknya sesuatu itu," paparnya.
Di penghujung uraian, KH Abdurrahman Muhammad mendorong agar segenap kader mulai berpikir bagaimana membangun ekonomi keumatan.
"Ekonomi keumatan harus benar-benar digerakkan. Sebab Allah Ta'ala menyampaikan kepada kita, bahwa kita harus menopang gerakan ini dengan ekonomi," tandasnya.
"Kalau kita berada di lingkungan nelayan bagaimana nelayan itu diberdayakan. Demikian juga kalau ada di lingkungan peternak dan petani, berdayakan semuanya," imbuhnya.
Semangat itu harus dikuatkan dan sangat penting untuk segera diwujudkan. "Yang penting kita sehat, sehingga kuat berjuang, ditopang dengan ekonomi yang kuat," tutupnya.
Rakernas Hidayatullah digelar selama dua hari, 29-30 Desember 2020.