REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kapasitas ruang intensive care unit (ICU) untuk pasien Covid-19 Kota Bekasi, Jawa Barat hanya tersisa delapan kasur. Angka ini ada di bawah 10 persen total kapasitas yang tersedia yakni 81 kasur.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho, menuturkan, hal ini bisa membahayakan pasien Covid-19 dengan gejala berat dan memiliki penyakit penyerta.
“Jadi yang membutuhkan ICU itu ya mereka yang betul-betul sudah dengan gejala berat dan ada penyerta sehingga dia butuh alat bantu napas. Nah alat bantu nafas itu hanya tersedia di ICU,” kata Eko kepada wartawan, Selasa (29/12).
Eko mengatakan, masing-masing rumah sakit umumnya sudah menyiapkan ICU cadangan bagi pasien yang memiliki gejala berat. Namun, lazimnya rumah sakit akan mengutamakan pasiennya terlebih dahulu. Akibatnya, pasien rujukan akan kesulitan untuk mendapatkan ruang isolasi.
“Biasanya rumah sakit masing-masing itu sudah menyiapkan cadangan ketika ada pasien yang kategorinya sedang menuju berat. Tapi pastikan diutamakan orang dalam dulu kan, pasien rumah sakit itu sendiri, sehingga makanya kalau orang dari luar minta rujukan masuk ke ICU, rumah sakit itu ya belum tentu bisa masuk,” kata dia.
Lebih jauh, Eko menyebut jumlah sisa ICU yang ada saat ini tidak aman untuk kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, Eko tak dapat memprediksi berapa lama kondisi itu akan berlangsung. Yang jelas, kata dia, saat ini jumlah ketersediaan kasur ICU tidak pernah lebih dari 10 kasur.
“Sisanya itu tidak pernah lebih dari 10, pasti seputar angka sembilan, delapan, tujuh, enam. Kalau misal sisanya bisa di atas angka 15 saja, menurut saya itu sudah agak longgar lah kita,” ujar dia.
Masalah keterbatasan ruangan ini, kata Eko, sudah menjadi perhatian sejak awal yang dibahas antara dinas kesehatan dan juga rumah sakit. Di samping itu, pihak rumah sakit swasta pun telah berupaya menambah kapasitas kasur baik yang untuk isolasi maupun ICU.
Namun, pihak rumah sakit tak bisa secara serta merta menambah kapasitas lagi. Sebab, menambah kasur bukan hanya soal penambahan jumlah fasilitas saja, melainkan juga tenaga kesehatan yang siap dan mumpuni.
“Satu hal yang memang harus disadari utama adalah menambah ruangan itu mudah saja, tapi menambah nakesnya ini tidak mudah. Dan ini yang memprihatinkan, justru malah sekarang nakes semakin kita butuhkan tenaganya. Nakes juga sudah banyak yang kena juga nih,” kata Eko.