REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter mengguncang ibu kota Kroasia, Zagreb pada Selasa (29/12). Gempa tersebut mengakibatkan sedikitnya enam orang meninggal dunia.
Menurut laporan Pusat Seismologi Eropa-Mediterania, gempa bumi menghantam kota Petrinja di wilayah Sisak tengah pada 1319GMT, sekitar 51 kilometer (31,7 mil) tenggara ibu kota, pada kedalaman 10 km (6,2 mil).
Menurut Kementerian Dalam Negeri, pencarian terhadap para korban masih terus dilakukan. Laporan sementara menyebutkan, ada enam orang yang meninggal dunia.
"Seorang gadis di Petrinja dan lima laki-laki di Majske Poljane," kata kementerian dilansir dari Anadolu, Rabu (30/12).
Selain itu, kata kementerian, banyak korban luka juga ditemukan akibat terkena reruntuhan bangunan. Sedikitnya 6 orang terluka parah dan 20 orang ringan.
"Pikiran kami bersama keluarga para korban dan yang terluka," kata kementerian.
Berbicara kepada media Kroasia, Walikota Glina Stjepan Kostanjevic mengatakan jenazah empat orang ditemukan di kota-kota dekat Petrinja. Saat ini upaya pencarian dan penyelamatan masih terus berlanjut.
Sebelumnya, Darinko Dumbovic, walikota Petrinja, mengatakan, seorang gadis berusia 12 tahun meninggal dalam gempa tersebut, dan banyak orang terluka.
"Ini mengerikan. Ini adalah tragedi," kata Presiden Kroasia, Zoran Milanovic.
Menurutnya, kota itu akan dibangun kembali dengan bantuan keuangan Uni Eropa. Tetapi secara emosional tidak ada yang bisa memberi kompensasi kepada para korban gempa.
Menurut media setempat, sedikitnya 20 orang dirawat di rumah sakit pasca gempa yang menyebabkan kerusakan luas, merobohkan atap dan merusak fasad bangunan, bahkan membuat seluruh bangunan roboh.
Pemerintah mengatakan tim bantuan di seluruh negeri diarahkan ke Petrinja. Termasuk helikopter militer juga akam diterbangkan untuk mengangkut dan memindahkan warga yang selamat.
"Kami harus mencari akomodasi altermatif, kami harus mengeluarkan beberapa orang dari Petrinja, karena tidak aman berada di sini," ucap Perdana Menteri Andrej Plenkovic.
Gempa tersebut juga menyebabkan kepanikan dan kemacetan lalu lintas di Zagreb, setelah ribuan orang mencoba melarikan diri dari kota dan saluran telepon terputus.
Negara tetangga, Slovenia, telah menutup Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Krsko sebagai tindakan pencegahan. Gempa juga dirasakan di beberapa bagian negara tetangga Bosnia dan Herzegovina serta Serbia.
Turki menyampaikan belasungkawa kepada Kroasia atas gempa tersebut.
Dalam panggilan telepon, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersimpati dan mengatakan Turki siap untuk menyediakan tim pencarian dan penyelamatan dan semua bantuan yang mungkin diperlukan.