Kamis 31 Dec 2020 06:28 WIB

Investor Ritel Berperan dalam Pemulihan Pasar Saham

Investor ritel meningkat lebih dari 50 persen per 29 Desember 2020.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020). Investor ritel meningkat lebih dari 50 persen per 29 Desember 2020.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020). Investor ritel meningkat lebih dari 50 persen per 29 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor ritel disebut menjadi salah satu pendorong pemulihan pasar saham Indonesia. Direktur Utama Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari melihat pasar saham sudah mulai bangkit kembali dalam beberapa bulan terakhir. 

Menurut Friderica, keberadaan investor ritel mampu menekan penurunan IHSG ketika investor asing keluar dari pasar saham. "Saham banyak didominasi asing. Saat terjadi krisis, investor ritel lokal ini yang akan menjadi pendorong market kita," kata Friderica belum lama ini.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengakui kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara perlahan hingga menjelang akhir tahun ini merupakan refleksi dari mulai pulihnya kepercayaan dan keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia maupun perekonomian Indonesia. 

Laju IHSG sempat tertekan dari posisi 6.299 pada akhir 2019 ke level 3.937 pada 24 Maret 2020. Walau demikian, secara perlahan IHSG kembali bangkit dan terus menguat hingga per 23 Desember 2020 berada di level 6.008.

Adapun jumlah investor pasar modal hingga 29 Desember 2020 telah mencapai 3,8 juta investor. Angka tersebut naik lebih dari 50 persen dibandingkan 2019 lalu. Meningkatnya jumlah investor ini diringi dengan kenaikan transaksi harian yang cukup signifikan. 

Data rata-rata nilai transaksi harian per November 2020 berjumlah Rp 8,42 triliun, sebanyak 45,9 persen di antaranya dikontribusikan oleh aktivitas transaksi yang dilakukan oleh investor ritel. 

"Ini yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," kata Inarno.

Investor ritel domestik juga mendominasi frekuensi transaksi di BEI. Secara tahunan frekuensi rata-rata transaksi di 2020 meningkat 31,98 persen menjadi 619.000 kali transaksi dari 469.000 kali transaksi di 2019 dan ini merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan pentingnya literasi mengenai pasar modal untuk terus mengembangkan potensi investasi terutama dari investor ritel. Meski tahun ini tumbuh signifikan, jumlah investor tersebut masih sangat kecil dibandingkan total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa. 

"Di sinilah peran penting seluruh pihak untuk memberikan kontribusi dalam kapasitasnya masing-masing dalam memberikan literasi yang baik kepada masyarakat mengenai pasar modal Indonesia," terang Pandu.

Sementara itu, investor Dona Karisma Putri mengaku tertarik berinvestasi di pasar saham karena mempertimbangkan potensi pertumbuhannya yang cukup tinggi. Apalagi harga saham selama pandemi ini rata-rata relatif murah. 

Meski demikian, Dona mengaku cukup selektif dalam memilih saham-saham yang akan dibeli. "Ini kesempatan untuk membeli saham-saham berfundamental bagus dengan harga diskon," kata Dona.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement