Kamis 31 Dec 2020 08:23 WIB

Perkataan Terbaik Menurut Surat Al-Fussilat Ayat 33

Manusia diberikan lisan untuk dapat menyampaikan isi hati dan keinginannya.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Perkataan Terbaik Menurut Surat Al-Fussilat Ayat 33. Pemimpin Muslim Christchurch, Selandia Baru. Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/MARTIN HUNTER
Perkataan Terbaik Menurut Surat Al-Fussilat Ayat 33. Pemimpin Muslim Christchurch, Selandia Baru. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia diberikan lisan untuk dapat menyampaikan isi hati dan keinginannya. Dalam Surat Al-Fussilat ayat 33 Allah menegaskan, kata terbaik yang keluar dari lisan seorang manusia adalah menyeru kepada jalan Allah.

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Baca Juga

Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam kitabnya Nafahat Al-Makkiyah menafsirkan surah Al-Fussilat ayat 33. Dia mengatakan tidak ada yang paling baik ucapannya, jalannya, dan keadaannya. 

"Yaitu dengan mengajarkan orang-orang yang tidak tahu, menasihati orang-orang yang lalai dan berpaling serta membantah orang-orang yang batil," kata Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Selain itu, juga dengan memerintahkan manusia beribadah kepada Allah dengan semua bentuknya, mendorong melakukannya, menghias semampunya, melarang apa yang dilarang Allah, memperburuk larangan itu dengan segala cara agar manusia menjauhinya. Terutama sekali dalam hal ini (dakwah) adalah mengajak manusia masuk Islam agar mereka mengikrarkan Laailaahaillallah, menghiasnya, membantah musuh-musuhnya dengan cara yang baik, melarang hal yang berlawanan dengannya berupa kekafiran dan kemusyrikan, serta melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar. 

"Termasuk dakwah ilallah adalah membuat manusia mencintai Allah dengan menyebutkan lebih rinci nikmat-nikmat-Nya, luasnya kepemurahan-Nya, sempurnanya rahmat-Nya, serta menyebutkan sifat-sifat sempurna-Nya dan sifat-sifat keagungan-Nya," katanya. 

Dakwah ilallah juga adalah mendorong manusia mengambil ilmu dan petunjuk dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, untuk mendorong manusia mengamalkan akhlak Islam seperti berakhlak mulia, berbuat ihsan kepada manusia, membalas keburukan dengan kebaikan, menyambung tali silaturahim dan berbakti kepada kedua orang tua. 

"Termasuk pula memberi nasihat kepada manusia pada musim-musim tertentu di mana mereka berkumpul pada musim-musim itu dengan dakwah yang sesuai dengan kondisi ketika itu dan lain sebagainya yang isinya mengajak kepada semua kebaikan serta menakut-nakuti terhadap semua keburukan," katanya.

Dakwah ilallah tidak hanya menyampaikan cermah-ceramah agama, akan tetapi mengumandangkan azan juga dakwah ilallah. Karena kata dia, di dalamnya Adzan terdapat seruan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah. 

Di samping ia mengajak manusia kepada Allah, dia juga segera mengerjakan perintah Allah dengan beramal saleh, amal yang membuat Allah ridha. Yakni termasuk orang-orang yang tunduk kepada perintah-Nya dan menempuh jalan-Nya. Tingkatan dakwah ini sempurnanya adalah bagi para shiddiqin, dimana mereka mengerjakan sesuatu yang menyempurnakan diri mereka dan menyempurnakan orang lain; mereka memperoleh warisan yang sempurna dari para rasul. 

Sebaliknya, orang yang paling buruk ucapannya adalah orang yang menjadi penyeru kepada kesesatan dan menempuh jalannya. Antara kedua orang ini sungguh berjauhan tingkatannya, yang satu yang menyeru kepada Allah berada di tingkatan yang tinggi, sedangkan yang satu lagi yang menyeru kepada kesesatan berada di tingkatan yang bawah. 

Antara keduanya terdapat tingkatan-tingkatan yang tidak diketahui kecuali oleh Allah dan semua tingkatan itu dipenuhi oleh makhluk yang sesuai dengan keadaannya sebagaimana firman-Nya. “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al An’aam: 132).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement