Kamis 31 Dec 2020 16:51 WIB

Apple dan TikTok Hapus Aplikasi Pengatur Pesta

TikTok mengonfirmasi aplikasi Vybe Together bertentangan dengan pedoman komunitas.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesta kembang api (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pesta kembang api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Vybe Together, sebuah aplikasi yang memungkinkan orang untuk mengatur dan menghadiri pesta yang mungkin melanggar protokol keamanan Covid-19, telah dihapus dari App Store Apple. TikTok mengkonfirmasi menghapus akun tersebut karena melanggar pedoman komunitas tentang misinformasi virus.

Aplikasi tersebut menggunakan akun Instagramnya untuk menjelaskan mengapa ia menghilang dari iPhone dan iPad. “App Store menjatuhkan kami !!! Kami akan Kembali!!” ujarnya, dilansir dari CNN, Kamis (31/12).

Baca Juga

Baik Vybe Together maupun Apple (AAPL) tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, TikTok mengkonfirmasi bahwa aplikasi itu dihapus karena melanggar pedoman komunitas yang dirancang untuk melawan misinformasi tentang Covid.

Dikatakan bahwa Vybe Together memiliki 139 pengikut, tiga video dan tidak beriklan di TikTok. Tindakan terhadap aplikasi tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Verge.

The Verge melaporkan Vybe Together memiliki halaman FAQ yang sekarang dihapus yang menyarankan aplikasi mendukung pertemuan kecil, bukan yang besar.

“Kami sadar Covid adalah masalah kesehatan utama bagi negara, komunitas kami, teman dan keluarga kami,” kata laman FAQ tersebut.

“Jika kita semua bisa diisolasi, ini bisa benar-benar hilang. Memiliki pesta skala besar sangat berbahaya. Itulah sebabnya kami tidak mendukung itu. Tapi Vybe adalah kompromi, bukan pesta besar tapi pertemuan kecil. Kita bisa hidup, setidaknya sedikit selama waktu-waktu ini dengan Vybe”.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan agar tidak mengadakan pertemuan sosial yang lebih kecil yang mempertemukan orang-orang dari rumah tangga yang berbeda, karena risiko penyebaran Covid-19.

“Semakin banyak orang berinteraksi dengan seseorang dalam sebuah pertemuan dan semakin lama interaksi itu berlangsung, semakin tinggi potensi risiko terinfeksi Covid-19 dan sebaran Covid-19,” kata CDC dalam pedomannya.

Banyak pemerintah daerah yang juga telah mengeluarkan arahan yang melarang pertemuan.

Vybe Together mendapat kritik di media sosial, Selasa (29/12), sebelum Apple dan TikTok mengambil Tindakan. Taylor Lorenz, seorang penulis teknologi dan internet untuk New York Times, termasuk di antara mereka yang mengkritik aplikasi Vybe Together.

“Beberapa orang jahat membuat aplikasi untuk menemukan dan mempromosikan pesta indoor besar dan mereka menggunakan TikTok untuk memasarkannya ke jutaan orang,” kata Lorenz melalui Twitter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement