Kamis 31 Dec 2020 17:56 WIB

Ridwan kamil: Penanganan Covid 19 Seperti Perang

Banyak petugas medis yang gugur melawan Covid-19, setiap orang harusnya berkontribusi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan saat kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Jumat (4/12). Dalam kunjungan kerjanya di Kota Bandung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendengar sekaligus membahas penanganan pandemi Covid-19 khususnya di Jawa Barat dengan sejumlah tokoh. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan saat kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Jumat (4/12). Dalam kunjungan kerjanya di Kota Bandung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendengar sekaligus membahas penanganan pandemi Covid-19 khususnya di Jawa Barat dengan sejumlah tokoh. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pandemi Covid 19 hingga saat ini, belum berakhir termasuk di Jabar. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, ia mengupamakan menangani pandemi Covid 19 seperti perang. Jadi, semua harus turut berkontribusi. Menurutnya, garda terdepan perang melawan Covid 19 ini adalah petugas kesehatan.

Namun, menurut Ridwan Kamil, banyak petugas kesehatan yang gugur melawan Covid 19 ini. Dalam perang melawan Covid 19 ini setiap orang harus berkontribusi. Kalau punya ilmu, maka bela negaranya dengan ilmu menyediakan alat-alat untuk melawan Covid 19. "Saya bangga lahir swab antigen yang mendekati PCR dengan alat lebih canggih," katanya.

Emil mengatakan, sudah seharusnya Indonesia membuat berbagai peralatan untuk melawan Covid 19. Karena, kita tak bisa mengandalkan terus dari pihak-pihak yang tak bisa kita kontrol. "Proyek-proyek alat bantu pernafasan kita bisa membuat sekarang dengan harga yang sangat terjangkau," kata Emil seraya berharap tak selalu ada pandemi saja semua bisa menemukan inovasi.  

Emil mengatakan, selama ini kita terkendala dan berada pada posisi yang lemah. Karenanya, ia mengapresiasi ragam inovasi yang bertemakan penanggulangan konflik yang diserahkan ke Pemprov Jabar. Apalagi, mayoritas juga datang dari inovator-inovator yang berasal dari orang Jawa Barat atau di perguruan tinggi Jawa Barat. 

Apalagi, kata dia, ada potensi krisis pangan tahun depan, Pemprov Jabar pun berupaya meningkatan produktivitas pangan agar ada ketahanan pangan. Jadi, tidak mengandalkan sebagian sembako yang masih impor di luar, tapi dengan mengandalkan kesuburan tanah Jawa Barat."Sistem ekonomi yang kita ubah dan program petani milenial yang disiapkan, tapi tentunya harus ditingkatkan melalui teknologi,

Emil pun menitipkan pada media untuk turut berkontribusi menghadapi Covid ini dengan memberitakan secara maksimal. Karena hari hari ini banyak breaking news yang menyesakkan hati berita-berita negatif tolong diimbangi ruang informasi di masyarakat dengan berita-berita inspiratif seperti. "Itu tanggung jawab bela negara juga dari rekan-rekan media selama covid gar tidak hanya memberitakan yang sedih dan susah tapi juga optimisme karya anak bangsa, Orang-orang ikhlas diangkat kemanusiaannya untuk menyemangati. Bahwa harapan itu ada ya, dan solusi itu ada oleh anak karya anak bangsa," paparnya. 

Senada dengan Emil, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanuk Ulum mengatakan, kebersamaan sangat diperlukan dalam menghadapi Covid 19. Tapi, kebersamaan itu tetap harus ada pemimpin yang harus ditaati. Yakni, dari kepala desa sampai presiden. "Harus ada pimpinan yang ditaati. Kuncinya harus siap berbeda. Sepanjang tak siap dalam perbedaan maka tak akan bersama terus. Ini pandemi yang butuh dihadapi dengan kerja sama," ujar Uu Kamis (31/12).

Menurut Uu, semua masyarakat harus siap berbeda-beda terlepas dari gonjang-ganjing akhir tahun ini kita lihat informasi di berbagai media sosial. Ia berharap masyarakat tak menjadikan perbedaan alasan untuk memecah belah. "Jauhi perpecahan," katanya.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi sangat dibutuhkan kerja sama. Ia mengimbau masyarakat yang mampu menolong yang lemah. Karena, Jabar sendiri saat ada PSBB ekonominya terjun bebas hingga -5,6 persen. Padahal, sebelum PSBB pertumbuhan ekonominya melebihi nasional.

"Alhamdulillah, setelah PSBB naik 2 persen kita. Kemarin  Jabar naik lagi 3,3 persen. Saya minta masyarakat untuk bergerak melakukan kegiatan seperti biasa saja tapi pakai adaptasi kebiasaan baru," kata Uu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement