Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kekayaan gabungan miliarder Australia meningkat lebih dari 50% selama setahun terakhir pada 2020 ini. Angka baru menunjukkan bahwa resesi yang dipicu pandemi telah "memperparah" kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Dilansir dari The Guardian di Jakarta, Rabu (30/12/2020) meski demikian, sebelum meningkat seperti sekarang, kekayaan bersih gabungan miliarder Australia sempat turun pada bulan Maret, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Nilai gabungan miliarder Australia ini dinilai 52,4% lebih tinggi minggu ini dibandingkan pada waktu yang sama di bulan Desember tahun 2019 lalu. Sementara miliarder AS dan Inggris mencatat peningkatan 'hanya' sekitar 25% dibandingkan periode yang sama.
Baca Juga: AS Sahkan Vaksin Moderna, Harta Kekayaan Para Miliardernya Justru Menyusut Rp24 Triliun!
Pimpinan Partai Buruh Andrew Leigh mengatakan angka tersebut mengingatkan pentingnya mengatasi ketidaksetaraan yang secara signifikan lebih tinggi di Australia daripada satu generasi yang lalu.
"Resesi sering memperburuk ketimpangan tetapi yang ini tampaknya telah memperbesar kesenjangan. Pekerja bergaji tinggi bisa lebih mudah bekerja dari rumah daripada pekerja bergaji rendah." terangnya.
Sementara itu, orang yang menerima tunjangan pengangguran akan dipangkas dari USD250 jadi USD150 per 1 Januari 2021. Pemerintah beralasan bahwa pemberian stimulus ini selalu bersifat sementara.