REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mendesak Armenia untuk tidak melanggar gencatan senjata di Nagorno-Karabakh, Kamis (31/12) waktu setempat. Hal ini Presiden kemukakan kepada pasukan Turki yang ditempatkan di Azerbaijan untuk memantau pelaksanaan kesepakatan antara Baku dan Yerevan.
"Saya berharap pusat yang memantau gencatan senjata akan beroperasi secepat mungkin," ujar Erdogan kepada pasukan Turki di Baku melalui telepon genggam Menteri Pertahanan Hulusi Akar, dikutip laman Huuriyet Daily News, Jumat (1/1).
"Saya menyarankan pasukan Armenia untuk tak kembali dari kesalahan mencoba melanggar gencatan senjata sesegera mungkin," ujarnya menambahkan.
Akar melakukan kunjungan singkat ke Azerbaijan pada hari terakhir 2020 untuk mengunjungi pasukan Turki. Di sana, dia juga mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Azerbaijan, Zakir Hasanov.
Erdogan kemudian menyoroti kemenangan bersejarah pasukan Azerbaijan dalam membebaskan wilayah pendudukan dari Armenia dalam bentrokan selama 44 hari. Dia juga menegaskan kembali bahwa Turki dan Azerbaijan adalah dua negara, satu bangsa.
"Kehadiran Anda ada tanda kehormatan yang menunjukkan tingkat hubungan antar negara kita. Sebagai Turki, kami mendukung perjuangan Azerbaijan di lapangan dan di semua platform internasional," kata Presiden.
Sementara itu, Akar menitikberatkan bahwa persaudaraan antara Turki dan Azerbaijan tidak bisa dipatahkan. Dia berharap semua orang harus memahaminya dan tidak salah perhitungan.