REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyatakan masyarakatnya menuju kesetaraan dan keadilan setelah melaksanakan berbagai program pembangunan meskipun pandemi Covid-19 selama 2020.
"Pandemi virus corona (Covid-19) di awal tahun, tidak membatasi langkah pelaksanaan program oleh pemerintah," kata Junaedi.
Pembangunan dan perbaikan dilakukan pada berbagai sektor di antaranya mulai dari pendidikan, kesehatan, air bersih, air limbah, transportasi, listrik hingga jaringan komunikasi. Kabupaten Kepulauan Seribu juga menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Sejak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memasukkan sebagai salah satu KSPN pada 2015.
"Beberapa waktu lalu, Kepulauan Seribu merayakan hari jadi ke-19 tahun," ujar Junaedi.
Di bidang pendidikan, kemajuan tercermin pada besarnya peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) pendidikan anak usia sekolah. Seluruh angka partisipasi pada jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK berada di atas angka 100 persen.
Peningkatan itu ditunjang dengan fasilitas yang semakin memadai, yakni 28 unit PAUD/TK, 15 unit SD/MIN, delapan unit SMP/MTS, tiga unit SMA/MAN, dan satu unit SMK. "Kami sedang berupaya untuk membangun sekolah setingkat akademi atau perguruan tinggi," ujar Junaedi.
Di bidang kesehatan, layanan pemerintah melalui sejumlah unit layanan kesehatan telah hadir di tengah masyarakat. Unit layanan itu di antaranya Puskesmas di Pulau Panggang, Pulau Pari dan Kelurahan Pulau Untung Jawa.
Kemudian Pos Kesehatan Pulau Sebira, Pulau Payung dan Pulau Pari. Selain itu Puskesmas pada tingkat kecamatan, yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan hingga RSUD Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka.
RSUD Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan sarana fasilitas kesehatan tingkat lanjutan satu-satunya di Kepulauan Seribu, yang dilengkapi layanan Instalasi Gawat Darurat, rawat jalan hingga rawat inap.
Selain itu, sarana penunjang lain seperti fasilitas layanan hiperbarik, kapal ambulans, farmasi, laboratorium, radiologi serta kamar jenazah. Junaedi mengaku fasilitas tersebut dirasakan masih kurang, terbukti dari banyak keluhan karena seringnya pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Jakarta daratan.
Ke depannya, pemerintah akan berupaya meningkatkan fasilitas layanan tingkat lanjutan seperti penambahan dokter bedah umum dan penunjang spesialis anestesi. Saat ini RSUD Kepulauan Seribu memiliki dokter spesialis anak, obsgyn dan penyakit dalam.
"Sarana prasarana juga perlu disempurnakan dengan ICU, ruang operasi dan bank darah dengan bekerjasama bersama dengan PMI," ujar Junaedi.
Selanjutnya, telah terbangun 11 Brackish Water Reverse Osmosis (BRWO) di 11 pulau berpenduduk untuk penyediaan air bersih. Kemudian 5 pulau telah memiliki Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang menjadikan air laut sebagai sumber bahan baku air. Dioperasikan SWRO itu dapat mengurangi potensi penurunan muka tanah akibat penggunaan sumur bor.
"Dahulu masyarakat hanya memanfaatkan hujan untuk pemenuhan air minum dan sumur bor untuk pemenuhan kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus). Masalah terasa pada saat datangnya musim kemarau. Air hujan tidak diperoleh, sedangkan air sumur terasa asin," jelas Junaedi.
Kebutuhan listrik di 10 pulau berpenduduk telah terlayani dengan baik dengan instalasi layananmilik PLN. Bahkan untuk pulau terjauh yakni Sebira, sudah memperoleh layanan listrik 24 jam berkat adanya pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan menikmati listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Jaringan komunikasi dan internet pun kata Junaedi, sudah sangat baik di Kepulauan Seribu. Pada masa pemberlakuan belajar secara daring sekolah dan aturan bekerja dari rumah untuk perkantoran, tidak menjadi hambatan di Kepulauan Seribu. Kekuatan signal itu berkat dukungan menara pemancar sinyal (BTS) yang didirikan para operator di beberapa pulau.
"Sinyal jaringan komunikasi sudah cukup bagus, kecuali di Pulau Payung," tutur Junaedi.
Layanan transportasi untuk mendukung pariwisata di Kepulauan Seribu sudah banyak mengalami perubahan sejak resmi dibentuk menjadi Kabupaten pada tahun 2001.
Junaedi menyatakan perlu banyak peningkatan dilakukan melihat Kepulauan Seribu merupakan salah satu KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Dia berharap Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang telah disusun akan menjadi solusi.
Selain itu, rencana pembangunan infrastruktur pelabuhan mulai dikerjakan tahun 2021. Selain konektifitas, Kepulauan Seribu juga nantinya mempunyai gerbang masuk khusus, berbeda dengan saat sekarang dimana pengujung dari darat bisa melalui beberapa pintu seperti Marina Ancol, Pantai Mutiara, Kali Adem, Kamal Dadap, Tanjung Pasir, Cituis dan Kronjo.
Pengelolaan air limbah di Kepulauan Seribu telah menjangkau sekitar 75 persen pulau berpenduduk. Instalasi Pengolahan Air Limbah cukup baik. Semua limbah dihasilkan dan dibuang ke laut, tidak mencemari kualitas air. Jaringan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sudah terpasang di beberapa pulau seperti Untung Jawa, Lancang, Tidung Besar, Pramuka, Panggang, Kelapa Dua, Harapan, dan Sebira serta pembangunan di Pulau Kelapa pada tahun 2021/2022.
"Tahun 2020, Kabupaten Kepulauan Seribu mempertahankan penghargaan sebagai Kabupaten Peduli HAM serta memotivasi untuk melaksanakan penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan dan pemajuan hak asasi manusia," jelas Junaedi.
Junaedi berharap ke depannya masyarakat Kepulauan Seribu dapat terus merasakan pembangunan untuk kemajuannya, kebahagiaan, keadilan bagi semua. pemerintah akan bekerja dan berkolaborasi bersama untuk bisa menunaikan semua rencana pembangunan dan menunaikan semua amanat, menjadikan masyarakat di Kepulauan Seribu yang bahagia, maju dan merasakan keadilan bagi semua.