REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Karunia yang diberikan Allah kepada manusia sejatinya jika dilihat kasat mata memang berbeda, namun demikian karunia yang Allah berikan kepada masing-masing hamba-Nya telah disesuaikan dengan kemampuan menerima maupun dengan maksud lainnya.
Atas karunia yang diberikan, manusia memiliki pandangan dan sikap yang berbeda-beda pula dalam menyikapi karunia Allah tersebut. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat dari Abu Kabsyah Amr bin Sa’ad Al-Anmary RA:
عن أَبي كَبْشَةَ عمرو بن سَعدٍ الأَنْمَاريِّ رضي الله عنه: أَنه سمع رسولَ اللَّه ﷺ يَقُولُ:...وأحدِّثُكُم حَديثًا فاحفَظوهُ . فقالَ : إنَّما الدُّنيا لأربعةِ نفرٍ : عبدٌ رزقَه اللَّهُ مالًا وعِلمًا فهوَ يتَّقي ربَّهُ فيهِ ويصلُ بهِ رحِمَهُ ويعلَمُ للَّهِ فيهِ حقًّا فَهَذا بأفضلِ المَنازلِ . وعبدٍ رزقَهُ اللَّهُ علمًا ولم يرزُقهُ مالًا فَهوَ صادقُ النيَّةِ يقولُ : لَو أنَّ لي مالًا لعَمِلتُ فيه بعَملِ فلانٍ فهو بنيَّتهِ فأَجرُهُما سواءٌ. وعَبدٌ رزقَهُ اللَّهُ مالًا ولَم يَرزُقهُ عِلمًا يخبِطُ في مالِهِ بغيرِ عِلمٍ لا يتَّقي فيهِ ربَّهُ ولا يَصلُ فيهِ رحمَهُ ولا يعلَم للهِ فيهِ حقًّا فهو بأخبَثِ المنازلِ ، وعبدٌ لم يَرزُقْهُ اللَّهُ مالًا ولا عِلمًا فَهوَ يقولُ : لَو أنَّ لي مالًا لعَمِلْتُ فيهِ بعمَلِ فلانٍ فَهوَ بنيَّتِهِ فوزرُهُما سواءٌ
Rasulullah bersabda: “Aku (hendak) berbicara, dengarkanlah (secara baik-baik),”. Maka Nabi berkata: “Sesungguhnya manusia terbagi dalam empat kategori; (pertama) seorang hamba yang Allah karuniakan padanya harta dan ilmu, lalu ia bertakwa kepada Rabb-nya, bersilaturahim, dan menyadari bahwa di balik karunia yang diberikan kepadanya ada hak-hak orang lain. Maka inilah sebaik-baiknya karunia.
(Kedua), seseorang yang Allah berikan rezeki dan ilmu namun Allah tidak memberikan padanya harta namun ia tetap meneguhkan niat dan berkata: ‘meskipun diriku tidak memiliki harta, maka aku (sesungguhnya benar-benar) akan bersedekah jika memilikinya seperti yang dilakukan Fulan. Sedangkan antara dia dengan Fulan (orang yang memiliki harta dan bersedekah) Allah ganjarkan pahala yang sama bagi keduanya.
(Ketiga), seseorang yang Allah karuniakan rezeki harta namun tidak Allah karuniakan ilmu maka dia menggunakan hartanya tanpa ilmu. Dia tidak bertakwa atas apa karunia yang diberikan Tuhannya padanya, dia tidak bersilaturahim, dan dia tidak mengetahui (sadar) bahwa ada hak-hak orang lain atas karunia yang diberikan kepadanya. Maka baginya paling bahaya karunia.
(Keempat), seseorang yang belum Allah karuniai harta dan ilmu dan dia berkata: ‘meskipun aku tidak memiliki harta, maka (sesungguhnya aku benar-benar) akan melakukan apa yang dikerjakan Fulan’. Lalu dia berniat melakukannya, maka bagi keduanya ganjaran yang sama.”