REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien Covid-19 perempuan mengalami koma selama sembilan hari. Saat tersadar dari koma, dia mendapati bayinya sudah dilahirkan melalui bantuan tim tenaga medis.
Pasien bernama Mehpara Naqvi tersebut sudah memasuki usia kehamilan tujuh bulan ketika dilarikan ke rumah sakit Bradford Royal. Saat itu, Naqvi mengalami kesulitan bernapas.
Sebelum mengalami kesulitan bernapas, Naqvi sudah menunjukkan beragam gejala Covid-19 lainnya. Beberapa di antaranya adalah batuk, sakit kepala, dan kehilangan indra perasa dan penciuman. Kondisi Naqvi lalu memburuk hingga akhirnya kesulitan bernapas dan dilarikan ke rumah sakit.
Pada hari pertama di rumah sakit, perempuan Muslimah tersebut ditempatkan di ruang perawatan intensif. Tak lama kemudian, kepala Maternal Critical Care Debbie Horner menilai bayi dalam kandungan Naqvi perlu dilahirkan melalui operasi caesar dan ditempatkan di inkubator.
Kondisi Naqvi yang semakin menurun juga memunculkan kekhawatiran baru. Salah satunya terkait kebutuhan oksigen janin yang dapat memberikan tekanan tambahan pada paru-paru Naqvi. Kondisi inilah yang kemudian mendorong tim medis untuk melakukan operasi caesar terhadap Naqvi.
Saat dilarikan ke ruang operasi, kadar oksigen Naqvi menurun secara drastis. Akan tetapi, tim medis memutuskan untuk melanjutkan operasi dan memberikan anastesi umum kepada perempuan tersebut.
Saat berada dalam pengaruh anastesi, kadar oksigen Naqvi semakin menurun. Terlepas dari kondisi yang sulit, tim medis berhasil membantu Naqvi melahirkan bayinya yang berrnama Noor. Setelah semua proses selesai, Naqvi kembali ditempatkan di ruang perawatan intensif dalam kondisi induksi koma.
"Saya pikir, saya dipasangkan ventilator selama sembilan hari. Saya tidak tahu saya telah melahirkan, saya tidak tahu apa-apa," ujar Naqvi kepada BBC, seperti dilansir Daily Mail Online.