Sabtu 02 Jan 2021 12:42 WIB

Belasan Wisatawan Puncak Reaktif, di Antaranya Ada WNA

17 wisatawan menuju Puncak dua di antaranya WNA positif usai tes antigen.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas gabungan Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor meminta surat hasil rapid test antigen kepada wisatawan yang hendak berangkat menuju Jalan Raya Puncak, Kamis (31/12).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Petugas gabungan Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor meminta surat hasil rapid test antigen kepada wisatawan yang hendak berangkat menuju Jalan Raya Puncak, Kamis (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor telah melaksanakan rapid test antigen terhadap sekitar 1.200 orang yang hendak masuk ke kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Rapid test antigen tersebut dilaksanakan sepanjang libur natal dan tahun baru.

“Hari ini berdasarkan hasil data yang kita punya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) itu kurang lebih 1.200 (orang) yang sudah kita rapid. Kurang lebih ada 17 warga wisatawan yang masuk ke wilayah Puncak yang positif atau reaktif,” kata Kasatpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho, Sabtu (2/1).

Agus merincikan, dari 17 orang yang reaktif, tercatat paling banyak merupakan warga Jakarta. Sementara, sisanya warga Cianjur, Tangerang, bahkan ada warga negara asing (WNA) yang berasal dari Yaman sebanyak dua orang.

Kedua WNA tersebut tinggal di Jakarta dan hendak pergi ke kawasan Puncak. “Memang dari hasil pengetesan ada 17 itu, ada warga asing dari Yaman dua orang. Kebetulan mereka tinggal di Jakarta mau ke Puncak dan reaktif. Selebihnya dai ada Cianjur, Tangerang, dan paling banyak dari Jakarta,” jelasnya.

Terkait rapid test antigen, Agus menjelaskan, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor memang menyiapkan 200 sampel setiap harinya. Sampel rapid test tersebut disediakan secara terbatas, dan bisa digunakan untuk warga yang tidak memiliki surat hasil rapid test antigen.

Karena jumlah sampel yang disediakan terbatas, jika ada warga yang tidak mendapat giliran rapid test antigen di Posko, maka mereka dipersilahkan untuk mencari rumah sakit terdekat untuk melaksanakan rapid test. Jika tidak, kata Agus, para wisatawan diminta untuk putar balik ke daerah masing-masing.

“Ya memang terbatas rapid antigen ini. Pemerintah daerah (Pemda) memang menyiapkannya tidak bisa banyak, rata-rata sehari 200. Bagi mereka yang tidak kebetulan bisa dirapid antigen di sini ya dipersilahkan untuk mencari RS terdekat untuk dirapid,” tuturnya.

Sementara itu, Agus menjelaskan, sepanjang libur natal dan tahun baru, dalam sehari rata-rata jumlah kendaraan yang diputar balik sebanyak 200 kendaraan. Kebanyakan, mereka diputarbalik karena tidak membawa surat hasil rapid test antigen.

Namun, jika ditotal jumlah kendaraan yang diminta untuk memutar balik paling banyak pada libur tahun baru, dibandingkan dengan libur natal. “Iya. Kan target kita sebetulnya libur tahun baru. Jadi banyak yang kita putar balik. Waktu itu Wakapolda kan juga turun,” kata Agus.

Dari data yang didapatkannya dari pihak kepolisian, pada malam tahun baru yakni 31 Desember 2020, ada sekitar 1380 kendaraan dari arah Jakarta diminta kembali ke daerah asalnya. Di waktu yang sama, lanjut Agus, sebanyak sekitar 550 kendaraan menuju kawasan Puncak dari arah Cianjur dan Bandung juga diputarbalik oleh petugas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement