Ahad 03 Jan 2021 03:50 WIB

2 Alasan Mengapa Mati Syahid Istimewa Bagi Muslim

Kematian syahid bagi seorang Muslim adalah istimewa

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Kematian syahid bagi seorang Muslim adalah istimewa. Ilustrasi Wafat
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Kematian syahid bagi seorang Muslim adalah istimewa. Ilustrasi Wafat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam Islam dikenal dengan dua kematian. Mati sia-sia dan mati syahid yang mendapatkan tempat  istimewa di sisi Allah SWT.  

Pendiri Rumah Fiqih Ustadz Ahmad Sarwat Lc MA dalam bukunya "Mati Syahid", menjelaskan setidaknya ada dua macam keunikan orang yang mati syahid.

Baca Juga

Pertama, mereka yang dinyatakan mati syahid nantinya akan masuk surga tanpa  dihisab. "Seola-olah semua dosa dan  kesalahannya tidak lagi harus dipertanggungjawabkan nanti diakhirat," katanya.  

Inilah, kata Ustadz Ahmad Sarwat, adalah  cara mati yang aneh sekaligus unik. Karena pada umumnya setiap kita nanti  akan dimintai pertanggungjawaban  kelak di hari akhir.   

"Tidak ada seorang pun yang bisa masuk surga begitu saja tanpa proses dihisab,  kecuali hanya para nabi dan rasul  yang  memang ma’shum (terjaga)," katanya.

Sedangkan kita manusia biasa,  seluruhnya tetap harus melewati prosedur penghisaban di hari kiamat. Kalau sampai ada pengecualian, orang tertentu bisa orang masuk surga begitu  saja tanpa harus lewat jalur hisab, tentu  menjadi sangat istimewa sekali. 

"Dan salah satunya yang telah  ditetapkan berdasarkan nas adalah  mereka yang matinya mati syahid," katanya. 

Kedua, bahwa jenazah orang yang mati  syahid itu ternyata tidak wajib  dimandikan atau dikafani, cukup disholatkan dan dikuburkan saja. 

Padahal seluruh pemeluk agama Islam  diwajibkan melakukan empat perkara  kepada saudaranya yang meninggal dunia, yaitu memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan. 

Hukumnya menjadi fartdhu kifayah,  yakni bilamana sudah ada yang  melaksanakannya, lepaslah kewajiban  itu dari pundak kita semua. Tapi  manakala tak seorang pun yang  melakukannya, maka kita semua  Muslim ini jadi berdosa.  

Akam tetapi, datang pengecualian yang  istimewa, jenazah orang yang mati  syahid tidak perlu dimandikan apalag  dikafani, cukup hanya disholatkan dan dikuburkan saja. 

Anomali ini tentu saja  menjadi teramat istimewa, khususnya  bagi mereka yang mendapatkan kesempatan untuk bisa mati dengan cara syahid.  

Lepas dari dua keistimewaan di atas, kata Ustadz Ahmad, ternyata ilmu dan  pengetahuan terkait  fiqih orang  yang  mati syahid itu justru sangat lemah di  tengah kita. 

Kata dia, kita hanya tahu  kulit-kulit terluarnya saja, tapi detail detail bagaimana mati syahid itu sama sekali  tidak pernah dipelajari secara rinci dan mendalam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement