REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak terjebak oleh dugaan rencana Israel, Sabtu (2/1). Israel, menurutnya, memprovokasi perang melalui serangan terhadap pasukan AS di Irak.
"Intelijen baru dari Irak menunjukkan agen-provokator Israel sedang merencanakan serangan terhadap Amerika, menempatkan Trump dengan casus belli palsu (bertindak membenarkan perang)," kata Zarif dalam sebuah kicauan di Twitter.
Zarif mengeluarkan peringatan pada peringatan pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani oleh AS pada serangan pesawat nirawak di Irak, 3 Januari 2020. AS menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan roket biasa terhadap fasilitas AS di Irak, termasuk di dekat kedutaan AS.
“Hati-hati dengan jebakan, @realDonaldTrump. Kembang api apa pun akan meledak nantinya,” tulis Zarif.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Kementerian Luar Negeri Israel menolak mengomentari pernyataan Zarif. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar tersebut.
Sebelum pernyataan Zarif muncul, Esmail Ghaani, yang menggantikan Soleimani sebagai kepala pasukan elite Quds, mengatakan Iran masih siap menanggapi tindakan AS. Sedangkan militer AS menerbangkan dua pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke Timur Tengah sebagai pesan pencegahan ke Iran.