Ahad 03 Jan 2021 13:29 WIB

Harga Naik, Perajin Tempe-Tahu Minta Pengertian Masyarakat

Perajin tempe dan tahu sempat mogok produksi dan jualan sejak Jumat hingga hari ini.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ratna Puspita
Pekerja menyuci kain penyaring saat menggelar aksi mogok berproduksi di salah satu pabrik tahu di Jakarta.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pekerja menyuci kain penyaring saat menggelar aksi mogok berproduksi di salah satu pabrik tahu di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) akan menaikkan harga tempe dan tahu sebesar 20 persen atau sekira Rp 15 ribu per kg mulai Senin (4/1) besok. Sebelumnya, para perajin tempe dan tahu mogok produksi dan jualan sejak Jumat (1/1) hingga Ahad (3/1).

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan aksi mogok yang dilakukan agar pemerintah dan masyarakat memahami kesulitan yang dialami para perajin akibat adanya kenaikkan harga kedelai dan biaya ongkos produksi. "Masyarakat tolong mengerti kalau kami hanya ingin menaikkan harga sedikit dan bukan untuk mencari kekayaan, tapi hanya untuk sekadar makan agar bisa bertahan di tengah kondisi saat ini," ujar Aip saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (3/1).

Baca Juga

Aip mengatakan, para perajin tempe dan tahu telah menyampaikan kesulitannya kepada pemerintah dan berharap pemerintah mau membantu melakukan sosialisasi kenaikkan harga tempe dan tahu kepada masyarakat. "Tapi imbauan pemerintah ke masyarakat itu tidak ada, ya, sudah mogok saja," ucap Aip.

Aip meminta pemerintah membuat kebijakan yang menguntungkan semua pihak, mulai dari petani kedelai, perajin tahu dan tempe, dan masyarakat. Aip mengatakan, para perajin tempe dan tahu telah menyampaikan usulan kenaikkan harga tempe dan tahu kepada Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Perdagangan.

"Karena ini persoalan dagang maka Kemendag yabg harus lebih berperan. Menteri (perdagangan) yang lalu kurang mendukung. Kalau Menteri (perdagangan) yang baru dia sangat perhatian dan mau membantu," kata Aip menambahkan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement