Ahad 03 Jan 2021 14:56 WIB

Bio Farma Bantah Vaksin Sinovac Hanya untuk Uji Klinis

Vaksin Sinovac juga tidak mengandung sel dari ginjal monyet hijau Afrika.

Rep: Dessy Suciati Saputri   / Red: Ratna Puspita
 Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor pers Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan wadah vaksin COVID-19 sinovac sedang diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia di bandara internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Indonesia, 31 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/MUCHILS/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALAC
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor pers Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan wadah vaksin COVID-19 sinovac sedang diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia di bandara internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Indonesia, 31 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto menegaskan program vaksinasi yang akan dilakukan kepada seluruh masyarakat nantinya hanya akan menggunakan vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan dari BPOM. Ia membantah kabar bahwa vaksinasi nantinya akan menggunakan vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trials.

“Pemberitaan yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trials sebagaimana yang tertulis dalam kemasan vaksin adalah tidak benar,” kata dia "Update Target Penyelesaian Vaksinasi dan Kesiapan Vaksin Covid-19", Ahad (3/1).

Baca Juga

Menurut dia, vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan dari BPOM pun akan memiliki kemasan yang berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinis. Ia menjelaskan, vaksin yang akan digunakan untuk uji klinis dapat dilihat dari wadah vaksin dan jarum suntik yang berada dalam satu kemasan.

Sedangkan vaksin untuk program vaksinasi akan dikemas dalam dosis tunggal dan tidak memiliki tanda only for clinical trials karena sudah mendapatkan izin dari BPOM. Selain itu, Bambang menyampaikan, vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell yang merupakan jalur sel dari ginjal monyet hijau Afrika.

Sebab, vero cell hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh vaksin guna memperbanyak virus sebagai bahan baku vaksin. “Kalau tidak ada media kultur tentu virusnya akan mati dan tidak bisa digunakan untuk pembuatan vaksin,” kata dia.

Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan sel. Dengan demikian, vero cell tidak akan ikut terbawa hingga proses akhir pembuatan. “Pada produk akhir vaksin tidak lagi nanti mengandung sel vero tersebut,” ujar Bambang.

Bambang pun mengatakan, vaksin Sinovac yang akan digunakan memiliki kandungan virus yang sudah dimatikan, aluminium hidroksida, larutan fosfat, hingga larutan garam natrium klorida. Selain itu, vaksin ini juga diproduksi tanpa menggunakan pengawet dan bahan-bahan lain seperti borax, formalin, ataupun merkuri.

“Vaksin yang akan digunakan di masyarakat tentu ini telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat sehingga terjamin kualitas, keamanan, dan efektivitasnya,” tambah dia.

Saat ini, pemerintah telah menerima total kedatangan tiga juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac yang saat ini tengah disimpan di fasilitas penyimpanan khusus milik PT Bio Farma. Vaksin Sinovac merupakan salah satu vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi seluruh masyarakat mulai Januari 2021 ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement