REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah melampaui target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2020. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah, Mulyatno Rachmanto mengatakan penyaluran melebihi target Rp 4,5 triliun.
"Alhamdulillah kemarin 2020 tercapai 100 persen dari target," katanya pada Republika.co.id, Ahad (3/1).
Kuota awal KUR BRI Syariah tahun 2020 yakni sebesar Rp 3 triliun. Kemudian pada bulan Juli 2020 diberikan penambahan sebesar Rp 1,5 triliun sehingga total kuota mencapai Rp 4,5 triliun.
Mayoritas dana KUR, atau sekitar 62 persen penyaluran KUR BRI Syariah diarahkan ke sektor ekonomi produksi dan 37,7 persen ke sektor ekonomi perdagangan. Pada masa pandemi, penyaluran pembiayaan fokus kepada sektor-sektor yang lebih minim risiko, seperti pertanian, peternakan, dan alat kesehatan.
Penyaluran pembiayaan tersebut tetap dilakukan secara selektif dan disalurkan kepada sektor-sektor yang lebih minim risiko. Sehingga hal tersebut diharap terus mendorong ekonomi agar terus berputar dan berkontribusi dalam pembangunan nasional, terutama akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Untuk mengakselerasi penyaluran KUR, BRI Syariah memanfaatkan aplikasi Salam Digital yang bisa digunakan nasabah mengajukan pembiayaan tanpa harus datang ke bank. Salam Digital juga terhubung dengan aplikasi i-Kurma yang telah lebih dulu dikembangkan BRI Syariah. I-Kurma memungkinkan tenaga pemasar memproses aplikasi pembiayaan dari gawai mereka.
"Untuk tahun 2021, BRI Syariah telah mengajukan plafon sebesar Rp 4,2 triliun, jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan awal 2020," katanya.
Pada awal 2020, plafon KUR BRI Syariah sebesar Rp 3 triliun. Menurutnya, ini merupakan komitmen untuk tetap mendukung UMKM meski nanti digabungkan, salah satunya dengan penyaluran KUR.