Ahad 03 Jan 2021 18:02 WIB

Aksi Mogok Produksi Perajin Tempe Tahu Berakhir Hari Ini

Tak sedikit para perajin tempe tahu gulung tikar akibat dari kenaikan harga kedelai.

Red: Bilal Ramadhan
Nyoto Prawiro sedang membungkus tahu pesanan pembeli di lapaknya, PD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (3/1) sore. Nyoto adalah satu-satunya pedagang tahu dan tempe di PD Pasar Minggu pada hari ini. Sebab, sudah empat hari pengrajin tahu dan tempe mogok produksi lantaran harga kedelai naik hingga 35 persen.
Foto: Republika/Febryan. A
Nyoto Prawiro sedang membungkus tahu pesanan pembeli di lapaknya, PD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (3/1) sore. Nyoto adalah satu-satunya pedagang tahu dan tempe di PD Pasar Minggu pada hari ini. Sebab, sudah empat hari pengrajin tahu dan tempe mogok produksi lantaran harga kedelai naik hingga 35 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Aksi mogok produksi yang dilakukan pengrajin tahu dan tempe wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) yang berlangsung sejak Kamis (31/12) akan berakhir pada hari ini (3/1). Aksi mogok ini karena dipicu naiknya harga kedelai.

Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii mengatakan aksi mogok produksi tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen. Para pengrajin tahu dan tempe itu melakukan aksi mogok produksi dengan harapan pemerintah mendengar keluhan sehingga mengeluarkan kebijakan agar harga kedelai bisa kembali normal.

Menurut Fajri, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp 9.000 sampai Rp 10 ribu. Sedangkan, harga kedelai pada bulan lalu, kata Fajri, hanya di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 7.500.

"Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyebabkan para pengrajin tahu mogok produksi karenatidak sanggup lagi membeli kedelai," terang Fajri Safii.