REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jajak pendapat terbaru menunjukkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dapat kehilangan kekuasaan di pemilihan berikutnya. Survei tersebut juga memperlihatkan dua partai terbesar Negeri Tiga Singa tidak bisa meraih suara mayoritas di parlemen.
Itu adalah jajak pendapat pertama mengenai persepsi masyarakat terhadap penanggulangan pandemi Covid-19 dan Brexit yang dilakukan Johnson, usai ia membatalkan rencana mengizinkan masyarakat selatan Inggris melakukan perjalanan merayakan hari Natal.
Survei yang dirilis surat kabar Sunday Times, Ahad (3/1) ini digelar perusahaan data Focaldata. Jajak pendapat yang dilakukan selama bulan Desember ini mensurvei 22 ribu orang.